Menjaga Agama di Tengah Maraknya Penyimpangan (Tanggapan Terkait Surat Pemusik)
.
Ebook
Menjaga Agama di Tengah Maraknya Penyimpangan (Tanggapan Terkait Surat Pemusik)
https://drive.google.com/file/d/1PIjebZDQe1_bM2WrY2nkm_v864xYToQz/view?usp=drivesdk
Meluruskan Kesalahan Ustadz Adi Hidayat Dalam Menjelaskan Surah Asy-Syu’ara (Surat Pemusik)
https://drive.google.com/file/d/1Iec3OY4W1HpS1-xYBhnJpSmq8ani6eRU/view?usp=drivesdk
Tanggapan Atas Pernyataan Al Ustadz Adi Hidayat Perihal Pemusik
https://drive.google.com/file/d/1Bftzc2sAQyRntpIZdcI7n6q0fSOh0kmi/view?usp=drivesdk
Kritik Terhadap Pemikiran Ustadz Adi Hidayat Mengenai Asy-Syu’ara Sebagai Surat Para Pemusik & Sahabat Hassan bin Tsabit Sebagai Pemusiknya Nabi
https://drive.google.com/file/d/19w6HCof_uJpd7yfTVf_ZAyr0AXIzWxtB/view?usp=drivesdk
Penyimpangan dan Kesalahan Ustadz Adi Hidayat
https://drive.google.com/file/d/18BPsiLo_Yiq_vEXjzfpBfj8k4b0UoI7z/view?usp=drivesdk
Antara Ustadz Adi Hidayat, Surat Asy-Syu’ara (Penya’ir) = Surat Pemusik, Hasan bin Tsabit = Pemusik di Sisi Nabi
https://drive.google.com/file/d/149IUDMb2XEu3CfLMVm84KpRxck5S9mht/view?usp=drivesdk
Antara Ustadz Adi Hidayat, Buku Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif, Hukum Musik & Sya’ir Arab = Musik?
https://drive.google.com/file/d/14mtiKiVww8PIh7pRlVhDqhkRoUxFFBaO/view?usp=drivesdk
Belajar Dari Kasus Ustadz Adi Hidayat & Memperingatkan Kaum Muslimin dari Pemahaman Menyimpang
https://drive.google.com/file/d/15M2i4cicqJEwowtGjQSRTruiWghykOSP/view?usp=drivesdk
Antara Ustadz Adi Hidayat, Muhammadiyah, Salafi, Hizbiyyah, Surat Asy-Syu’ara, Pemusik & Kembali Kepada Kebenaran
https://drive.google.com/file/d/16Tg5GaNXIYIhgNhJqgJwlLanUmyZd92J/view?usp=drivesdk
Surat Asy-Syu’ara’ = Surat Musik?
https://drive.google.com/file/d/12ng6Mi3_SBakoKYy47wT3sOyZGNDvk4G/view?usp=drivesdk
KUPAS TUNTAS VIDEO SESAT ADI HIDAYAT
https://drive.google.com/file/d/12uoEfTbTLmhlsiaZxUSImWsefEqBM4K9/view?usp=drivesdk
Serial Bantahan Kepada al-Ustaadz Adi Hidayat, Lc., MA
https://drive.google.com/file/d/13NXAx9GV-yC_dRETXGMlahLiUOmq4jnJ/view?usp=drivesdk
Nyanyian Dan Musik Dalam Islam
https://drive.google.com/file/d/13ZUzWegyB5SCu5VdPVfAeGG96UvwSG9N/view?usp=drivesdk
Bagaimana Sikap Kita Terhadap Hizbiyyah?
https://drive.google.com/file/d/1bLrf92BuleN63c1EXbrG17BOilNG57jQ/view?usp=drivesdk
Antara Komando, Hizbiyah dan Ilzam (Sebuah Studi terhadap Hizbiyah
Luqmaniyah)
https://drive.google.com/file/d/1cNzAA3hcAp_yZts4y2LQOQBHakYy9_zy/view?usp=drivesdk
Hal-Hal Yang Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran
https://drive.google.com/file/d/1Bu3XzKiqxFe6rxASUHDHFBemg-jZZag4/view?usp=drivesdk
Risalah Taklid (Jangan Kamu Ikuti Apa Yang Tidak Kamu Tahu)
https://drive.google.com/file/d/1GZSZ1Q0EdmP5mC5PQ4pUrKxfZ_MIHB29/view?usp=drivesdk
KADO Spesial Untuk Pencinta Musik
https://drive.google.com/file/d/1kHHaYdpwWR8BQysBmfF8f5HkOew_bpAK/view?usp=drivesdk
Hukum Syair dalam Islam
https://drive.google.com/file/d/1PCIHOcBG_EU8XFbwu7UP_-bSa6QT58fT/view?usp=drivesdk
Fitnah Syubhat Dan Sebab-Sebabnya
https://drive.google.com/file/d/1D5SmBCsONlgJv9SjOkKU3Tpq9oSRh8Qn/view?usp=drivesdk
Bahaya Pujian Dan Popularitas
https://drive.google.com/file/d/1RUFmlPcAnPWiMm5BgE09knlwIzbIWvq2/view?usp=drivesdk
Hukum Musik dan Nyanyian
https://drive.google.com/file/d/1WAYy7_8mk7aVS9vIgJVIwOklal18tsGi/view?usp=drivesdk
Hukum Musik dan Lagu
https://drive.google.com/file/d/1bclQhGyHB-pvU1Yn1KSNae0wvjwiDIsP/view?usp=drivesdk
Musik Dalam Sorotan
https://drive.google.com/file/d/1bfjW9VmhR8PjJ83CtEHG9O7fu1mmMyiq/view?usp=drivesdk
Sekarang Saatnya Tinggalkan Musik
https://drive.google.com/file/d/1SXbFIV2zCiIYPHyBrMnhsIEsd1Y_8Ek1/view?usp=drivesdk
Hukum Musik Islami
https://drive.google.com/file/d/1bbiC7-WlAfobPgQFtHzzdml56dnASKF2/view?usp=drivesdk
STOP BERDEBAT DENGAN AHLUL BID’AH
https://drive.google.com/file/d/15Ee7MssbcQTtLkAO-nh1WrkFQVFvvBRg/view?usp=drivesdk
Menelusuri Pemikiran Jamaah Tahdzir(Pentingnya Sikap Tawassuth-dan Moderat serta Menghindari Sikap-Ghuluw di dalam Menyikapi Ahlul Bid’ah
https://drive.google.com/file/d/1bq-E0l-TJP-bBwCIWq4Sj84v5bKnS-v_/view?usp=drivesdk
Tahdzir Syariat yang Dicibir
https://drive.google.com/file/d/1T0CczBiw5UNQCNX_jAyeP1p5DV_xJ-_2/view?usp=drivesdk
Tahdzir Terhadap Dai Menyimpang, Bukan Berarti Merasa Suci
https://drive.google.com/file/d/1G1yB6GdAPhMiX9T20f6TXK4xAKo-9KQ6/view?usp=drivesdk
Tahdzir Ulama Terhadap Sayyid Qutb
https://drive.google.com/file/d/1SvoZ3NR3RPHoK_SEOkN-_ySFhE20yeLG/view?usp=drivesdk
Upaya Menjaga Kemurnian Islam Tahdzir dan Normanya
https://drive.google.com/file/d/1KcdFPEirKNHx8Kz-sC_A15oGMzloftYS/view?usp=drivesdk
Urgensi Bantahan Dalam Islam
https://drive.google.com/file/d/1vw2FYieDjUhuBs7U5cEKMWt5-XvTz7Wt/view?usp=drivesdk
Ahli Bid’ah Dan Pengikut Hawa Nafsu
https://drive.google.com/file/d/1lQXRHdOfntEbxv54wk3uaN90oTnlxz2U/view?usp=drivesdk
MENGUPAS SUNNAH MEMBEDAH BID’AH
https://drive.google.com/file/d/1lSTBmTh6nx_QlP5o-jWrzGTTBTWu09V4/view?usp=drivesdk
Sedikit – Sedikit Bid’ah
https://drive.google.com/file/d/1eQHKNASusEZ4e5euT3AgGtkXDv_u1GI1/view?usp=drivesdk
Dahsyatnya Ghibah
https://drive.google.com/file/d/1tk0qmeDl5LU1oxDQNU5gXzBFoqvTHttp/view?usp=drivesdk
.
Meluruskan Kesalahan Ustadz Adi Hidayat Dalam Menjelaskan Surah Asy-Syu’ara (Surat Pemusik)
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/16/meluruskan-kesalahan-ustadz-adi-hidayat-dalam-menjelaskan-surah-asy-syuara-surat-pemusik/
Tanggapan Atas Pernyataan Al Ustadz Adi Hidayat Perihal Pemusik
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/13/tanggapan-atas-pernyataan-al-ustadz-adi-hidayat-perihal-pemusik/
Kritik Terhadap Pemikiran Ustadz Adi Hidayat Mengenai Asy-Syu’ara Sebagai Surat Para Pemusik & Sahabat Hassan bin Tsabit Sebagai Pemusiknya Nabi
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/12/kritik-terhadap-pemikiran-ustadz-adi-hidayat-mengenai-asy-syuara-sebagai-surat-para-pemusik-sahabat-hassan-bin-tsabit-sebagai-pemusiknya-nabi-bag-1/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Muhammadiyah, Salafi, Hizbiyyah, Surat Asy-Syu’ara, Pemusik & Kembali Kepada Kebenaran
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/10/antara-ustadz-adi-hidayat-muhammadiyah-salafi-hizbiyyah-surat-asy-syuara-pemusik-kembali-kepada-kebenaran/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Kitab Muruj Dzahab, Sya’ir Arab, Musik, Ahlul Bid’ah, Kritikan & Nasehat
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/09/antara-ustadz-adi-hidayat-kitab-muruj-dzahab-syair-arab-musik-ahlul-bidah-kritikan-nasehat/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Muflih Safitra, Musik Itu Bukan Sya’ir, Sombong, si Joni dan si Cepi
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/07/antara-ustadz-adi-hidayat-ustadz-muflih-safitra-musik-itu-bukan-syair-sombong-si-joni-dan-si-cepi/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Hukum Musik, Sebab Penamaan & Tafsir Ayat Tentang Syair di Surat Asy-Syu’ara’
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/06/antara-ustadz-adi-hidayat-hukum-musik-sebab-penamaan-tafsir-ayat-tentang-syair-di-surat-asy-syuara/
Antara Ustadz Adi Hidayat,Cara Mereka Berdalil dan Memperingatkan Kaum Muslimin dari Pemahaman Menyimpang
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/05/04/antara-ustadz-adi-hidayat-cara-mereka-berdalil-dan-memperingatkan-kaum-muslimin-dari-pemahaman-menyimpang/
KUPAS TUNTAS VIDEO KESESATAN USTADZ ADI HIDAYAT
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/04/30/kupas-tuntas-video-kesesatan-ustadz-adi-hidayat
Antara Ustadz Adi Hidayat, Perbedaan Syair dan Musik, & Teori Cocoklogi
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/04/28/antara-ustadz-adi-hidayat-perbedaan-syair-dan-musik-teori-cocoklogi/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Surat Pemusik & doremifasolasido Berasal dari Islam asal Persia
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/04/26/antara-ustadz-adi-hidayat-surat-pemusik-doremifasolasido-berasal-dari-islam-asal-persia/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Surah asy-Syu’ara adalah Surat Musik, Musik Halal & Sahabat Nabi Hassan bin Tsabit adalah Pemusik disamping Nabi.
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/04/25/antara-ustadz-adi-hidayat-surah-asy-syuara-adalah-surat-musik-musik-halal-sahabat-nabi-hassan-bin-tsabit-adalah-pemusik-disamping-nabi/
Antara Ustadz Adi Hidayat, Surat Musik, dan Hukum Syair Dalam Islam
https://assunahsalafushshalih.wordpress.com/2024/04/22/antara-ustadz-adi-hidayat-surat-musik-dan-hukum-syair-dalam-islam/
…..
Tanggapan Terkait Surat Pemusik
https://youtu.be/ShZzoIDSQ8Y?si=__kvZwXV5CJ-Al51
Surat Pemusik Dalam Al-Qur’an
https://youtu.be/i_SKF4M13x4?si=QIPbOoP8jn-PXeLi
Awas Seruling Syetan(Musik)
https://www.youtube.com/live/B2_bw1JqZJQ?si=rSTwn8OuaiXG6JHZ
.
Ketika diingatkan agar waspada terhadap referensi dari syi’ah, yaitu kitab Muruujudz-Dzahab karya Al-Mas’uudiy, dia malah mengatakan bahwa kitab Muruujudz-Dzahab adalah kitab sejarah, tidak ada kaitannya dengan ‘aqidah.
Orang ini semakin nampak kejahilannya, justeru banyak kitab-kitab seputar sejarah itu yang berhubungan dengan ‘aqidah, karena memang orang-orang syi’ah banyak yang memutarbalikkan dan mencampuradukkan fakta sejarah untuk membangun ‘aqidah mereka, seperti untuk mencela dan mencaci Para Shahabat Nabi radhiyallaahu ‘anhum ajma’iin. Makanya para ulama mengingatkan agar kita hendaknya membaca sejarah itu dengan kritis, di antaranya dengan menerapkan ilmu hadits, yaitu meneliti kembali sanad-sanad riwayatnya, diperiksa mana yang shahih, dan mana yang dha’if dan palsu.
.
Tidak bisa disamakan dengan kitab-kitab atau buku-buku yang berkaitan dengan teknik untuk referensi skripsi yang jelas memang tidak berkaitan dengan ‘aqidah. Apalagi kalau disamakan dengan buku-buku panduan suatu produk teknologi (manual book), ya ga nyambung lah.
.
Islaam sangat menjunjung tinggi ‘ilmu, buruan anjing saja bisa jadi halal jika anjingnya terlatih, tapi kenapa ‘ilmu itu zaman now rujukannya mesti dari profesi yang haram misalnya pedangdut atau diambil dari da’i mubtadi’ penyebar syubhat??
.
Kadang suka heran lihat mayoritas manusia.. Buka yutub banyak “hukum musik dalam islam” tapi yang bahas deri sulaiman, rhoma irama, felix siaw, para host2 artis, habib syiah dll yg notabene penggila musik semua sampai skrg. Ada lagi terhadap polemik UAH kmrn rame2 ambil tanggapannya arie untung. Kapanlah pinternya klen ni..
.
Nabi menyebutkan hadîts khusus melarang alat-alat musik (yang dikecualikan nabi duff ketika hari raya dan ketika walîmah), para sahabat menginkari musik, Imâm yang empat mengharamkan musik, lalu mereka mengambil pendapat-pendapat yang lemah untuk menghalâlkan musik.
.
Kita nukilkan kembali sabda nabi terkait alat-alat musik:
.
ليكونن من أمتي أقوام يستحلون الحر و الحرير و الخمر و المعازف
Benar-benar akan ada di antara ummatku beberapa qaum yang mereka menghalâlkan zina, sutera, khamr, dan alat-alat musik.
.
Nabi sudah terang melarangya, namun mereka mengambil pendapat yang menyelisihi pendapat nabi.
Bagaimana kalau mereka hidup di zaman Ibnu ‘Abbâs ?
.
Ibnu ‘Abbâs menginkari para sahabat yang berucap dengan ucapan Abû Bakar dan ‘Umar ketika menyelisihi sabda nabi.
.
وكان ابن عباس يحتج في متعة الحج بسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم وأمره لأصحابه بها ، فيقولون له : إن أبا بكر وعمر أفردا الحج ولم يتمتعا ، فلما أكثروا عليه قال : ” يوشك أن تنزل عليكم حجارة من السماء
أقول : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وتقولون : قال أبو بكر وعمر
“Dan dahulu Ibnu ‘Abbâs berhujjah terkait mut’atul hajj dengan berpegang kepada sunnah rasûlillâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan beliau memerintahkan para sahabatnya dengan haji tamattu’.
.
Dan mereka berkata kepada Ibnu ‘Abbâs: “Sesungguhnya Abû Bakr dan Umar melakukan haji ifrâd dan tidak melakukan haji tamattu’.”
.
Dan tatkala mereka banyak membantahnya, dan beliau berkata: “Hampir-hampir akan turun batu dari langit yang akan menimpa kalian, Aku berkata: rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wa sallam berkata sementara kalian berkata: Abû Bakar dan ‘Umar berkata”.
.
Perkataan Al-Imâm Al-Qurthubiy rahimahullâh terkait Musik
.
Dan dinukilkan dari Al-Qurthubiy bahwasanya beliau berkata:
.
“Adapun mazâmîr (berbagai jenis seruling), awtâr (berbagai jenis alat musik menggunakan senar), kaubah (gendang), maka tidak ada perselisihan dalam pengharaman mendengarkannya, dan Aku tidak mendengar dari seorang pun dari orang yang dianggap ucapannya dari kalangan salaf dan para aimmah khalaf (imâm belakangan) yang membolehkan itu, dan bagaimana tidak diharâmkan sementara ia merupakan syi’âr para peminum khamr dan orang-orang fasik, dan muhayyizus syahawât (membangkitkan gairah hawa nafsu), kerusakan, dan kegilaan. Dan apa saja yang demikian keadaannya maka tidak diragukan keharamannya, tidak pula diragukan tafsîq (menjadikan fasîq pelakunya) dan ta’tsîmnya (menjadikan berdosa pelakunya).”
.
Du’at & Asatidz Salafi
.
Sependek pengetahuan saya, teman-teman para du’at dan asatidz yang sering dilabeli salafi malah sudah sejak dulu mengalami perlakuan: dikafirkan, dibid’ahkan, diusir dari masjid, masjidnya direbut, diusir dari rumahnya, ditahdzir, diancam dibunuh, diboikot, dibuat kartun dan karikatur pelecehan, diedit fotonya untuk bahan tertawaan, dicaci-maki, dan sejenisnya. Oleh siapa?
.
Ya salah satunya oleh orang-orang yang mengaku salafi bahkan paling salafi, selain juga oleh yang mengaku pemahaman berbeda atau organisasi lain, dan orang-orang itu juga melakukannya pada kelompok lain, bisa jadi pada organisasi Anda. Nah apa kalian tega menuduh para da’i dan ustadz tersebut sebagai pelaku, padahal mereka tidak melakukannya sama sekali hanya karena dilabeli dengan label yang sama yakni salafi? 
.
Coba direnungkan baik-baik. Saya sendiri juga pernah merasakan langsung walaupun tidak semua jenis. Satu hal yang membuat saya kagum dengan para ustadz dan da’i tersebut, meskipun diperlakukan begitu mereka tetap sabar dan istiqamah, tidak begitu peduli dengan perlakuan-perlakuan tersebut. Sungguh kita akan dihisab berdasarkan amalan kita, bukan amalan organisasi atau kelompok.
..
Menjaga Agama di Tengah Maraknya Penyimpangan
.
Saudaraku, apabila kita mencoba menelusuri berbagai penyimpangan manusia terhadap agama yang mulia ini, maka akan kita dapati bahwa kelompok-kelompok penyimpang tersebut amatlah banyak. Mulai dari penyimpangan terhadap prinsip dasar Islam, Iman, Akidah, Tauhid, dan perkara-perkara agama yang telah jelas hukumnya.
.
Meski demikian, dari generasi ke generasi, tetap saja ada manusia yang condong kepada kekeliruan dalam memahami agama yang mulia ini. Bahayanya, manusia-manusia seperti itu dapat mempengaruhi agama seseorang yang semula lurus dan benar kemudian terjerumus dalam kesesatan yang nyata. Wal-‘iyadzubillah.
.
Jumlah dan jenis mereka sangat beragam. Tidak sedikit dari mereka yang berani menghalalkan apa yang telah Allah Ta’ala haramkan seperti zina, khamar, sutera, dan alat-alat musik. Sungguh benarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya,
.
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
.
“Sungguh akan ada sekelompok umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik.” (HR. Bukhari no. 5590)
.
Selain itu, ada pula dari mereka yang menyamakan antara hak dan batil dalam perkara jual beli dan perkara riba. Allah Ta’ala berfirman terhadap kaum yang menyamakan dua perkara tersebut.
.
ذَ ٰ⁠لِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُوۤا۟ إِنَّمَا ٱلۡبَیۡعُ مِثۡلُ ٱلرِّبَوٰا۟ۗ وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَیۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰا۟ۚ
.
“Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), ‘Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.’ Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah: 275)
.
Perkara furu’iyyah
.
Tentu, kita sepakat bahwa dalam perkara furu’iyyah dalam agama ini, kita mengakui berbagai pendapat. Contohnya, berkaitan dengan persoalan fikih seputar jumlah rakaat tarawih, perbedaan penetapan hari raya, persoalan qunut subuh, dan berbagai permasalahan fikih di mana masing-masing pendapat merujuk pada ulama-ulama ahlisunah waljamaah seperti 4 (empat) Imam Mazhab.
.
Namun, banyak pula pendapat beragam pada perkara ushuliyyah yang tidak dapat ditoleransi lagi karena menyentuh persoalan akidah dan tauhid yang merupakan pondasi keislaman kita yang satu. Seperti perdebatan terhadap eksistensi Allah Ta’ala, kebenaran hari Akhir, siksa kubur, penafsiran terhadap Al-Qur’an yang nyeleneh, dan berbagai aspek yang telah jelas hukumnya dalam agama.
.
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِى الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِى الْحَرَامِ كَالرَّاعِى يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ مَحَارِمُهُ
.
“Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat (yang masih samar) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan, dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599)
.
Perbedaan pada persoalan ushuliyyah ini tidak dapat dimaklumi sebagai sesuatu yang mainstream. Karena perkara halal dan haram telah sangat jelas dapat dipahami dari ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan metode dan praktik yang dilakukan oleh Para sahabat radhiyallahu ‘anhum, tabiin, dan tabiut tabiin rahimahumullah.
.
Oleh karenanya, berkaca pada diri sendiri yang sangat membutuhkan pertolongan dan petunjuk dari Allah Ta’ala agar tidak mudah tersesat dan terpengaruh pada hal-hal yang menyimpang, kita mesti bertekad untuk senantiasa membentengi diri kita dan keluarga kita dari paham-paham yang jauh menyimpang dari ajaran agama Islam yang lurus.
.
Sikap terhadap berbagai penyimpangan
.
Menyibukkan diri dengan mencari-cari kelompok mana yang benar dan keliru, serta membahasnya terlalu detail sejatinya hanya buang-buang waktu, karena saking banyaknya kelompok-kelompok tersebut. Sebut saja seperti syiah, muktazilah, khawarij, murjiah, dan berbagai kelompok lainnya yang menyimpang dari ajaran sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan, dalam hadis disebutkan dengan detail jumlah kelompok mereka sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
.
أَلاَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِيْنَا فَقَالَ: أََلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ اِفْتَرَقُوْا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ. ثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ .
.
“Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan. Dan sesungguhnya umat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk neraka dan yang satu golongan akan masuk surga, yaitu ‘Al-Jama’ah.’” (HR. Abu Dawud no 4597, Ad-Darimi no 241, Ahmad no 102, dan lainnya, dari Muawiyah bin Abi Sufyan)
.
Namun, mengenali ciri khas ataupun karakter mereka adalah perkara yang mesti diketahui oleh setiap muslim agar mampu membentengi akidah dan manhajnya dari pemahaman menyimpang tersebut.
.
Karenanya, menyiapkan ‘anti-bodi’ bagi diri dan keluarga kiranya menjadi prioritas utama kita. Memahami ciri-ciri kelompok menyimpang tersebut kemudian membentengi diri dengan keislaman dan keimanan, serta ilmu yang kokoh. Demikianlah, upaya kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka sebagaimana firman Allah Ta’ala.
.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِیكُمۡ نَارࣰا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَیۡهَا مَلَـٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظࣱ شِدَادࣱ لَّا یَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَاۤ أَمَرَهُمۡ وَیَفۡعَلُونَ مَا یُؤۡمَرُونَ
.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Taḥrīm: 6)
.
Mudah-mudahan dengan menjaga keimanan dan keislaman tersebut, kita memperoleh keamanan dan petunjuk dari Allah Ta’ala agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak, serta terhindar dari kesesatan. Allah Ta’ala berfirman,
.
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
.
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am : 82)
.
Benteng utama menghadapi penyimpangan
.
Saudaraku, bagaimana mungkin kita dapat mengetahui dengan benar beragam karakter kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran agama yang lurus ini jika tidak dengan ilmu?
.
Ya, ilmu merupakan karunia Allah Ta’ala yang tak ternilai harganya sebagai benteng utama (selain iman dan takwa) dalam menghadapi berbagai ancaman penyimpangan yang dapat menggerogoti jiwa kita. Dengan ilmu agama yang benar, insyaAllah kita mampu mengenali mana yang hak dan yang batil, bahkan sampai ke hal-hal yang mendetail sesuai dengan konteks yang terjadi di lingkungan kita.
.
Lihat saja fenomena yang terjadi saat ini. Banyak manusia yang mudah tertipu dengan ‘jubah kebesaran’ seorang yang dianggap alim dalam perkara agama. Padahal, banyak penyimpangan pemahaman yang ia ajarkan yang (wal-‘iyadzubillah) dapat menggiring manusia kepada jurang kesesatan dan jauh dari tuntunan agama yang mulia ini.
.
Sekali lagi, hanya dengan ilmu, kita kemudian mampu untuk mengenali bagaimana karakteristik manusia, paham, kelompok, ataupun ajaran-ajaran yang melanggar syariat agama yang mulia ini.
.
Allah Ta’ala berfirman,
.
وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْواهُمْ
.
“Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketakwaannya.” (QS. Muhammad:17)
.
Oleh karenanya, bayangkan, apabila kita merasa cukup dengan ilmu agama yang dimiliki tanpa mendorong diri untuk terus belajar menuntut ilmu, menghadiri kajian, membaca buku, bersahabat dengan alim, dan bertanya kepada mereka tentang perkara agama yang tidak diketahui, maka kita sangat berpotensi untuk terseret pada arus pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari agama di zaman yang penuh fitnah ini.
.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
.
“Katakanlah, ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
.
Saudaraku, mari kita bentengi diri dan keluarga kita dengan ilmu. Jadilah hamba Allah yang senantiasa memohon petunjuk jalan kebenaran kepada-Nya, serta paksakanlah diri untuk selalu haus akan ilmu agama yang lurus sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan jalan para sahabat, tabiin, serta tabiut tabiin dalam memahami agama yang mulia ini.
.
Wallahu a’lam
Penulis: Fauzan Hidayat
.
NYANYIAN DAN MUSIK BOLEH DALAM FIQH DAKWAH?
.
Untuk fiqh dakwah nyanyian dan musik boleh, kata dua orang yang saya screenshot. Padahal nyanyian dan musik, tidak bisa dijadikan sebagai wasilah dakwah.
.
Al Lajnah Ad Daimah ditanya :
.
كيف تكون الدعوة بالغناء؟
.
Bagaimana hukum dakwah dengan nyanyian?
.
Mereka Menjawab :
.
اعتبار الغناء من وسائل الدعوة من اصطلاح الصوفية الضلال، لا من عمل أهل السنة، والغناء حرام، ولا يجوز أن تكون الدعوة بوسيلة محرمة، والله أعلم. وبالله التوفيق،
.
Anggapan bahwasanya nyanyian termasuk dari wasilah dakwah adalah termasuk istilah orang-orang SHUFI yang sesat, itu bukan termasuk perbuatan AHLUSSUNNAH. Hukum nyanyian adalah haram. Tidak boleh dakwah dilakukan dengan wasilah yang diharamkan. Wallahu a’lam, wabillahi at-taufiq. Wa shallallahu ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wasahbihi wa sallam. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah 26/223). Sumber : https://www.fatawa.com/list/328?pageno=6&sort_order=visits
.
Perhatikan perkataan ulama tentang nyanyian dan bahaya nyanyian.
.
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu,
.
الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِى الْقَلْبِ
.
Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati (Riwayat Abu Daud). Sumber : https://al-badr.net/muqolat/5086
.
Dan berkata Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu,
.
إِنَّ الْغِنَاءَ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ كَمَا يُنْبِتُ الْمَاءُ الزَّرْعَ
.
Sesungguhnya nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman. (Sumber : https://dorar.net/hadith/sharh/148872).
.
Berkata Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah :
.
الْغِنَاءُ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ
.
Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati (al-Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil munkar karya al-Khollal (1/203))
.
Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah,
.
أن المنافق يفسد من حيث يظن أنه يصلح كما أخبر الله سبحانه بذلك عن المنافقين وصاحب السماع يفسد قلبه وحاله من حيث يظن أنه يصلحه.
.
Bahwasanya orang-orang munafik mereka berbuat kerusakan, namun banyak yang menyangka telah berbuat kebajikan, sebagaimana yang telah dikabarkan Allah Ta’ala, tentang orang-orang munafik, dan orang-orang yang mendengarkan nyanyian MERUSAK HATI dan KEADAANNYA, dan mereka menyangka telah berbuat baik.
.
أن الغناء يفسد القلب وإذا فسد القلب هاج فيه النفاق
.
Sesungguhnya nyanyian itu merusak hati dan apabila hati telah rusak, timbul kemunafikan padanya. (Ighotsatul Lahfan). Sumber : https://al-badr.net/muqolat/5086
.
Berkata Asy-Sya’biy rahimahullah,
.
إِنَّ الْغِنَاءَ يُنْبِتُ النِّفَاقَ فِي الْقَلْبِ كَمَا يُنْبِتُ الْمَاءُ الزَّرْعَ وَإِنَّ الذِّكْرَ يُنْبِتُ الْإِيْمَانَ فِي الْقَلْبِ كَمَا يُنْبِتُ الْمَاءُ الزَّرْعَ
.
Sesungguhnya nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman. Sesungguhnya dzikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan tanaman (riwayat al-Marwaziy dalam Ta’dzhimu Qodris Sholaah, dinyatakan sanadnya jayyid oleh Syaikh al-Albaniy)
.
Umar bin Abdil Aziz rahimahullah menulis surat kepada pengajar anaknya:
.
وليكن أول ما يعتقدون من أدبك بغض الملاهي ، التي بدؤها من الشيطان ، وعاقبتها سخط الرحمن ، فإنه بلغني عن الثقات من حملة العلم أن حضور المعازف واستماع الأغاني واللهج بهما ينبت النفاق في القلب ، كما ينبت العشب الماء
.
Jadikanlah permulaan yang mereka yakini dari adab (yang engkau ajarkan) adalah membenci alat-alat musik yang mulanya dari setan dan akibatnya adalah kemurkaan arRahmaan. Sesungguhnya sampai kepadaku (berita) dari orang-orang terpercaya dari para pengemban ilmu bahwasanya menghadiri (permainan) alat musik, mendengarkan nyanyian, dan hobi terhadap keduanya akan menumbuhkan kemunafikan di dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan (riwayat Ibnu Abid Dunyaa dalam Dzammul Malaahiy)
.
Berkata Imam An-Nawawi Asy Syafiiyyah rahimahullah  :
.
القسم الثاني أن يغني ببعض آلات الغناء مما هو من شعار شاربي الخمر وهو مطرب كالطنبور والعود والصنج وسائر المعازف والأوتار يحرم استعماله واستماعه … قلت الأصح أو الصحيح تحريم اليراع وهو هذه الزمارة التي يقال لها الشبابة وقد صنف الإمام أبو القاسم الدولعي كتابا في تحريم اليراع
.
“Bagian kedua, yaitu bernyanyi dengan menggunakan alat-alat nyanyian yang merupakan syi’ar-nya para peminum khomr, yaitu alat musik seperti kecapi/rebab, gitar, shonj (yaitu dua piringan logam yang saling dibenturkan sehingga menimbulkan suara (lihat al-mu’jam al-washith)-pen), dan seluruh alat-alat musik, serta senar-senar, diharamkan penggunaannya dan mendengarkannya….
.
Dan yang benar adalah diharamkannya al-yaroo’ (semacam seruling) dan inilah yang disebut dengan asy-Syabbabah. Al-Imam Abul Qoosim Ad-Daula’i telah menulis sebuah kitab tentang pengharaman al-Yaroo'”  (Roudotut Thoolibiin 11/228)
.
Berkata Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah :
.
الغناء رقية الزنى. أخرج ابن أبي الدنيا والبيهقي
.
“Nyanyian adalah mantra (pendorong perbuatan) zina.” (Riwayat Ibnu Abi Dunya Dan Baihaqi).
.
Berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah :
.
“الغناء رقية الزنا وهو من أعظم الأسباب لوقوع الفواحش” الفتاوى (10/418)
.
Nyanyian adalah mantra (pendorong perbuatan) zina dan dia diantara sebab-seba terbesar terjadinya (perbuatan-perbuatan) keji. (Al-Fatawa (10/418)).
.
Dan berkata Ibnu Taimiyah rahimahullah:
.
ومن الفحشاء والمنكر استماع العبد مزامير الشيطان، والمغني هو مُؤَذِّنُه الذي يدعو إلى طاعته، فإن الغناء رُقْيةُ الزنا
.
“Termasuk perbuatan keji dan mungkar adalah mendengarkan (alat-alat musik); seruling-seruling setan, dan seorang penyanyi adalah mu’adzinnya setan yang mengajak untuk taat kepadanya, karena sesungguhnya nyanyian adalah mantra (pendorong perbuatan) zina.” [Majmu’ Al-Fatawa, 15/349]
.
Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :
.
والغناء أشد لهوا وأعظم ضررا من أحاديث الملوك وأخبارهم فإنه رقية الزنا ومنبت النفاق وشرك الشيطان وخمرة العقل ،
.
Dan nyanyian lebih melalaikan dan lebih besar dampak negatifnya dari pada perkataan dan kisah raja-raja mereka. Nyanyian adalah mantra (pendorong perbuatan) zina, tempat tumbuh kenifakan, temannya syetan, menutup akal. (Ighotsatul Lahfan, 1/258-259).
.
Berkata Yazid Ibn Al-Walid rahimahullah :
.
إياكم والغناء فإنه ينقص الحياء ويزيد الشهوة ويهدم المروءة،
.
Jauhi musik sesungguhnya ia mengikis rasa malu dan mempertebal syahwat serta membinasakan harga diri. (Riwayat Baihaqi dan Ibnu Abi Dunya).
.
Berkata Para Ulama  :
.
السَّمَاعُ يُورِثُ النِّفَاقَ فِي قَوْمٍ ، وَالْخَنَا فِي قَوْمٍ ، وَالْكَذِبَ فِي قَوْمٍ ، وَالْفُجُورَ فِي قَوْمٍ ، وَالرُّعُونَةَ فِي قَوْمٍ ، وَأَكْثَرُ مَا يُورِثُ عِشْقَ الصُّوَرِ وَاسْتِحْسَانَ الْفَوَاحِشِ ، وَإِدْمَانُهُ يُثْقِلُ الْقُرْآنَ عَلَى الْقَلْبِ وَيُكْرِهُهُ إلَى اسْتِمَاعِهِ بِالْخَاصَّةِ ، وَهَذَا عَيْنُ النِّفَاقِ بِالِاتِّفَاقِ .رسالة إلى من يسمع الغناء
.
Mendengarkan musik akan menumbuhkan mental munafik, khianat, dusta, kemaksiatan, kebodohan di masyarakat.
.
Mendengarkan musik juga akan menimbulkan MABUK ASMARA, menganggap baik kemaksiatan dan terus menerus mendengarkannya akan menjadikan Al-Quran berat dan dibenci oleh hati dan semua sepakat ini merupakan tanda-tanda kemunafikan. (Risalah Ila Man Yasma’u Al Ghina)
.
Berkata Syekh Bin Baaz rahimahullah :
.
فإنها رُقية الزنا، وقُرآن الشيطان، فيجب الحذر من شرِّها.
.
Maka sesungguhnya nyanyian-nyanyian itu mantra (pendorong berbuat) zina dan bacaan syetan, maka wajib menhajr dari keburukannya. Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/2747/ما-النصيحة-لمن-يستمع-الاغاني
.
Berkata Asy-Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi rahimahullah
.
إن الأغاني معصية والمصر عليها فاسق والأناشيد بدعة والمصر عليها مبتدع والفاسق أخف شرا من المبتدع لأن الفاسق يعلم أنه على خطأ وربما عاد يوما ما
.
أما المبتدع فهو يظن أنه على حق وعلى خير فلذلك تجده مستمرا على ماهو عليه حتى الموت إلا من شاء ﷲ  إنقاذه ويسر له من يُبصره وهَداهُ للتوبة والرجوع إلى ﷲ فهو يتوب
.
و هذا الذي قلناه هو بحكم الغالب و ﷲ من وراء القصد
.
Sesungguhnya, nyanyian itu adalah kemaksiatan. Orang yang terus-menerus melakukannya adalah orang fasik.
.
Adapun nasyid adalah kebid’ahan. Orang yang terus-menerus melakukannya adalah mubtadi’ (ahli bidah).
.
Orang fasik lebih ringan kejelekannya daripada mubtadi’. Sebab, orang fasik itu mengetahui kalau dirinya salah. Bisa jadi, suatu hari dia akan kembali ke jalan yang benar.
.
Adapun ahli bid’ah, ia menyangka bahwa dirinya di atas kebenaran dan di atas kebaikan. Karena itu, engkau mendapati ia terus-menerus di atas pendapatnya sampai mati, kecuali orang yang Allah kehendaki untuk diselamatkan, dimudahkan ada orang yang memberitahukan kesalahannya dan menunjukinya untuk bertaubat dan kembali kepada Allah, sehingga ia pun bertaubat.
.
Yang kami katakan ini adalah hukum yang sifatnya umum. Dan Allah Mahatahu segala maksud hati.
.
(Al-Fatawa Al-Jaliyyah juz 1).
AFM
Copas dari berbagai sumber
.
Membantah butuh riset
.
Seringkali orang membantah sesuatu yang tidak nyata karena dia hanya bermodal “katanya begini, katanya begitu”. Contoh: Bantahan untuk teman2 salafi yang mengatakan musik haram mutlak.
.
Ini dapat info dari mana ya? Semenjak terbit terjemahan bukunya Syaikh Al Albani tentang hukum musik sekitar tahun 2000an awal, banyak yang sudah paham rinciannya kalau ada musik yang dibolehkan. Termasuk juga bedanya antara hukum musik dengan nyanyian. Di internet juga banyak artikel2 di web2 salafi yang menjelaskan perinciannya.
.
Lha ini sudah 2024 masih saja ada yang kudet alias kurang update trus pede bikin bantahan? Kemungkinan ya karena bermodal qila wa qola, atau mungkin dia ga tau cara pake search engine di hape/leptopnya.
.
Ini berlaku juga untuk salafi yang mau membantah yang lain. Kalau mau bantah ya betul2 harus riset, pelajari dengan betul argumen mereka dari sumber2 resmi mereka, perhatikan dengan betul apa sebetulnya pemikiran tokoh-tokoh mereka, jangan ambil dari sembarang simpatisan awam mereka kecuali memang secara umum mengadopsi pemikiran tsb, dll.
.
Dan juga harus dengan ilmu, adil, tidak berlebihan, serta niat yang ikhlas untuk menolong dan memurnikan agama Allah dari penyimpangan, serta untuk kebaikan umat
.
*Hukum Sya’ir Dalam Pandangan Islam*
.
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
.
Syair adalah kata-kata indah, kata-kata bijak/hikmah yang memiliki timbangan bahasa dan akhiran kata yang sama. Dalam bahasa kita mirip seperti puisi dan pantun.
.
Syair hukumnya boleh selama isinya baik dan tidak bertentangan dengan agama.
.
Imam Ibnu Qudamah menukil ijma’ ulama tentang bolehnya. Kata beliau: “Tentang bolehnya syair tidak ada perselisihan, sebagaimana pendapat para sahabat dan ulama. Hal itu juga dibutuhkan untuk mengetahui bahasa Arab, serta penguat dalam tafsir, memahami makna firman Allah dan sabda Nabi, digunakan juga untuk nasab, sejarah dan hari-hari bangsa Arab”. (Al Mughni 14/164)
.
Dan kita tahu bahwa semua ijma’ pasti berlandaskan dalil dari Al Quran dan hadits:
.
Al-Amidi berkata: “Semua bersepakat bahwa umat tidak akan bersepakat terhadap suatu hukum melainkan berlandaskan pada pedoman dan dalil”. (Al Ihkam,  1/374)
.
Diantara dalil yang jelas membolehkan syair adalah sabda Nabi:
.
إنَّ من الشِّعرِ حكمةً
.
Diantara sebagian syair itu ada yang mengandung hikmah. (Shahih Bukhari 4/118)
.
Saat turun surat Asy Syuara’, sahabat Ka’ab bin Malik berkata kepada Nabi seraya berkata: Sesungguhnya Allah menurunkan tentang syair apa yang telah engkau tahu, lantas bagaimana menurut engkau tentang syair? Beliau menjawab:
.
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُجَاهِدُ بِسَيْفِهِ وَلِسَانِهِ،
.
Sesungguhnya seorang mukmin berjihad dengan pedangnya dan lisan nya. (HR. Ahmad 5/350 dan dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah: 1631)
.
Sahabat Jabir bin Samurah juga berkata: Aku pernah duduk dengan Rasulullah lebih dari 100 kali dan para sahabat melantunkan syair-syair dan bercerita tentang perkara jahiliyyah sedangkan Nabi dian dan terkadang tersenyum”. (Sunan Tirmidzi 2850 dan dishahihkan Al Albani)
.
Hadits-hadits ini menunjukkan secara jelas bahwa syair itu boleh selama isinya baik dan tidak bertentangan dengan syariat.
.
Oleh karenanya, sejak zaman dulu sudah dikenal penyair-penyair dan pujangga-pujangga hebat dari kalangan sahabat Nabi, tabi’in dan para ulama salaf.
.
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ibnu Sayyid Nas telah mengumpulkan satu jilid buku berisi nama-nama sahabat yang bersyair. Begitu juga Ath Thabari beliau meriwayatkan dari beberapa pembesar sahabat dan tabi’in bahwa mereka bersyair”.
.
Diantara sahabat Nabi yang terkenal dengan syair nya adalah Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik, Abdullah bin Rawahah.
Dari kalangan tabi’in dan ulama ada Umar bin Abdul Aziz, Ibnul Mubarak, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim dan lain sebagainya.
.
Bahkan syair adalah keindahan sastra dan bahasa yang memiliki kedudukan tinggi dan pengaruh besar untuk menggugah hati kaum muslimin yang mendengar dan membaca, sampai-sampai Imam Syafi’i mengatakan: Tidak halal bagi seorang berfatwa dalam agama kecuali dia mengerti tentang syair dan bahasa Arab. (Al Faqih wal Mutafaqqih 2/157, Al Khathib Al Baghdadi)
.
Oleh karenanya kebiasan para ulama membuat syair agar lebih mudah dihafal dan mempermudah untuk difahami. Diceritakan, bahwa ada seorang Arab Badui masuk Islam di zaman Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu. Lalu Sayyidina Umar mengajarinya sholat seraya mengatakan: “Sholat Zhuhur empat rakaat, shalat Ashar empat rakaat, Maghrib tiga rakaat, Isya empat rakaat, dan Subuh dua rakaat.”
.
Namun, orang Badui itu belum juga hafal. Sayyidina Umar mengulanginya lagi, tetapi tetap saja orang Badui itu tidak hafal bahkan terbalik-balik. Yang empat dibilang tiga dan yang tiga dibilang empat rakaat. Akhirnya, Umar membentaknya seraya mengatakan: “Orang Arab Badui biasanya cepat hafal syair, coba ulangi ucapan saya:
.
Sesungguhnya sholat itu empat kemudian empat.
.
Lalu tiga kemudian setelahnya empat rakaat.
.
Kemudian sholat Subuh dua jangan engkau lalaikan.
.
Setelah itu Umar bertanya kepadanya: “Sudahkah kamu menghafalnya?” Orang Arab Badui itu menjawab, “Sudah.” Kata Umar, “Kalau begitu, pulanglah ke rumahmu sekarang.” (Al Muntaqo Min Akhbaril Ashma’i, hlm. 7 karya Adh Dhiya’ Al Maqdisi).
.
Saya termasuk yang senang dengan syair-syair Arab. Saya sering mengutip syair-syair dalam tulisan dan kajian. Sebagai faedah, ada satu kitab yang paling saya suka tentang ensiklopedi syair yaitu “Al Mausuah Asy Syi’riyyah” Karya Badr bin Abdillah An Nashir yang berisi kumpulan syair-syair bagus dan pilihan tentang masalah aqidah, akhlak, ilmu, jihad, dakwah dan sebagainya. Sangat cocok untuk penulis, dai, khathib, sastrawan untuk memilikinya.
..
Allah Maha Membolak-balikan Hati
.
Ada sebagian orang , mereka mengira gurunya tidak pernah salah , gurunya tidak akan pernah bisa tersesat … Padahal siapa saja orang yg masih hidup , pasti akan terkenah fitnah ,kapan saja bisa tergelincir , kapan saja akan terus berbuat salah …
Allah bisa kapan saja membolak – balikkan hati seseorang bila DIA berkehendak.
.
Contohnya :
.
Si ustad adi hidayat. Dulu ketika awal – awal dia menjadi ustad, dia masih lurus karena jamaahnya masih sedikit. Tapi sekarang setelah jamaahnya banyak, dia menjadi bengkok karena dia takut di musuhi, takut kehilangan jamaah, dan takut kehilangam popularitas. Yang dulu dia haram kan sesuai pemahaman ulama salaf, tapi sekarang dia halalkan.
.
Sekarang si ustad adi hidayat sudah berubah menjadi musang berbulu ayam. Menyebar racun dalam islam bagi orang orang awam. Dia ga takut lagi menanggung dosa sesat berjamaah.
.
Hati-hati dengan popularitas, karena banyak yang sudah terkenal akhirnya antipati terhadap nasehat, beranggapan bahwa siapapun yang menasehati berarti ia sedang hasad dan di juluki manhaj tahdzir , puber manhaj dan sebagainya
.
ketenaran itu bisa mengeraskan hati karna seringnya di puji , tapi ketika kesalahannya di kritik  ,  jadi tidak menerima kritikan dan nasehat dari orang lain dan merasa kedudukan nya lebih tinggi dibanding yg mengkritik ( maka ini kesombongan )
.
Di antara bencana terbesar adalah mencintai ketenaran dan kemuliaan dan berusaha mengejarnya, jiwanya ingin agar semua orang memujinya baik dalam kebenaran maupun kebatilan.
.
Imam Ahmad (16460) telah meriwayatkan dari Mu’awiyah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa dia berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
.
( إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادُحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ ) صححه الألباني في “صحيح الجامع” (2674) .
.
“Jauhilah oleh kalian saling memuji karena hal itu akan menyembelihmu”.
(Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Al Jami’: 2674)
.
Al Munawi menjelaskan,
.
لِما فيه من الآفة في دين المادح والممدوح، وسمّاه: ذبحاً، لأنه يُميت القلب فيخرُجُ من دينه، وفيه ذبحٌ للممدوح فإنه يَغُرّه بأحواله ويُغريه بالعُجب والكِبْر
.
“Karena senang dipuji itu akan menjadi penyakit bagi agama orang yang memuji ataupun yang dipuji. Disebut oleh Nabi ﷺ sebagai “disembelih”, karena ini akan mematikan hati, sehingga mati pula agamanya. Juga orang yang dipuji seperti disembelih, karena ia akan tertipu dengan sifat ujub dan sombong.” [Faidhul Qadir]
.
Oleh karena itu, para salaf dahulu membenci popularitas.
.
Ibrahim An Nakha’i rahimahullah mengatakan,
.
كفى فتنة للمرء أن يشار إليه بالأصابع في دين أو دنيا إلا من عصمه الله
.
“Cukuplah sebagai fitnah (ujian) bagi seseorang, ketika jari-jari menunjuk padanya dalam masalah agama atau masalah dunia, kecuali orang-orang yang Allah selamatkan.” [Az Zuhd libni Surri, 2/442]
.
Sufyan Ats Tsauri rahimahullah mengatakan,
.
إياك والشهرة؛ فما أتيت أحدًا إلا وقد نهى عن الشهرة
.
“Jauhilah cinta popularitas, dan aku tidak menemui satu gurupun, kecuali mereka melarang cinta popularitas.” [Siyar A’lamin Nubala, 7/260]
.
Bisyr bin Al Harits rahimahullah mengatakan:
.
مَا اتَّقَى اللهَ مَنْ أَحَبَّ الشُّهْرَةَ
.
“Tidak akan bisa bertakwa kepada Allah, orang yang cinta popularitas.” [Siyar A’lamin Nubala, 10/476]
.
Allah ﷻ mencintai hamba yang tersembunyi. Nabi ﷺ bersabda,
.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ
.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, berkecukupan, dan tersembunyi.” [HR. Muslim no. 2965]
.
Dijelaskan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah,
.
هو الذي لا يظهر نفسه ، ولا يهتم أن يظهر عند الناس أو يشار إليه بالبنان أو يتحدث الناس عنه
.
“Yaitu orang yang tidak menampakkan dirinya, tidak berambisi untuk tampil di depan manusia, atau untuk ditunjuk oleh orang-orang, atau diperbincangkan oleh orang-orang.” [Syarah Riyadish Shalihin, 629]
..
SYA’IR MENURUT AHLI BAHASA
.
Syair itu bila kita merujuk kepada ahli bahasa dan ahli balaghah zaman dulu dapat kita fahami maksudnya adalah ilmu yang berkaitan tentang rasa, ungkapan hati, yang dituangkan dengan kata-kata dan disusun dalam aturan-aturan bait dan wazan yang ditentukan rima dalam bait-baitnya (terkait ini sudah pernah kami bahas di status sebelumnya).
.
Dan syair itu kadang dituangkan dalam untaian kata-kata dengan bentuk tulisan ataupun terkadang dengan lisân.
.
Abu ‘Aliy Al-Hasan bin Rasyiq Al-Qairwaniy (Beliau seorang ahli balaghah Lahir 390 H dan Wafat Tahun 456 H),
.
Beliau berkata di dalam Al-‘Umdah Fiy Mahâsini As-Syi’ri wa Adabihi Juz 1, hal 116, Bâb Fiy As-Syu’ara’ Was Syi’r.
.
وإنما سمي الشاعر شاعراً؛ لأنه يشعر بما لا يشعر به غيره..
Dan sesungguhnya Syâ’ir (penyair) hanya dinamakan dengan penyair, sebab ia merasakan sesuatu yang orang lain tidak merasakannya.
.
Dan dari sini dapat difahami bahwa syair itu berbicara tentang rasa atau suara hati atau ungkapan hati, sehingga keliru jika dikatakan bahwasanya syair itu maknanya adalah musik.
.
Musik itu berkaitan tentang keharmonisan irama dan nada-nada,
.
adapun syair atau sajak berkaitan tentang ungkapan perasaan yang kadang dituangkan dalam tulisan dalam bentuk bait-bait sajak yang beraturan yang dinamakan dalam bahasa kita dengan syair, puisi, atau sajak, dan kadang didendangkan dalam bentuk nyanyian. Ketika syair dilagukan maka dinamakan dengan ghinâ’.
.
Sehingga:
.
Al-Mûsîqâ wal mûsîqâr, As-Syi’r was Syâir, Al-Ghinâ’ wal Mughanniy memiliki makna yang berbeda, walau berbeda terkadang bisa memiliki keterkaitan satu sama lain yaitu ketika semuanya berkumpul menjadi satu.
.
Misal ketika syi’ir didendangkan oleh seorang penyair, dilagukan dengan diiringi oleh instrumental, maka berkumpul di dalamnya syi’ir (ungkapan sajak), sya’ir (orang yang melakukan kegiatan bersyair), ghina’ (nyanyian), mughanniy (orang yang bernyanyi), mûsîqâ (suara-suara yang keluar dari alat-alat musik) dan mûsîqâr (orang yang bermain musik/pemusik).
.
Adapun dalam surat As-Syu’arâ’ tidak ada penjelasan ilmiyyah untuk menamakan surat itu sebagai pemusik. Kecuali para penyair di zaman itu seperti sahabat Hassân bin Tsâbit bersyair kala itu mengkombinasikan semuanya baik dari susunan sastra, disertai dengan menyanyikan, dan dengan diiringi alat-alat instrumental.
.
Dan ketika tidak ditemukan adanya riwayat di zaman itu termasuk sahabat Hassân bin Tsâbit mengkombinasikan semua hal di atas ketika bersyair, maka salah besar ketika memahami makna As-Syu’arâ’ sebagai pemusik.
.
.
Siapa bilang SALAFY mudah mengkafirkan ?!
.
Masih ingat Demo dan pengancaman untuk menghentikan pembangunan Masjid Imam Ahmad bin Hambal di bogor ?
Masih ingat Pembubaran kajian Ustadz Farhan di Aceh ?
Pembubaran paksa kajian ustadz Firanda di Aceh yg dibarengi dengan aksi pengrusakan properti masjid.
Juga pemukulan Imam Masjid as Sunnah ampana, di SulTeng.
Pembakaran masjid as sunnah di lombok, dll.
.
Dari semua kejadian tersebut, saya malah justru menjadi semakin faham bahwa ternyata bukan “Islam Jamaah” saja yang punya ideologi takfiri (mudah mengkafirkan), ternyata mereka yg mengaku warga “islam aswaja NgANU” pun juga menganut ideologi yg sama dengan mereka “Islam Jamaah”, bahkan mereka lebih Barbar daripada “Islam Jamaah”.
Buktinya, (ketika momen pembubaran kajian ustadz Farhan di masjid Oman tahun 2020 lalu) disaat sholat isya sedang berlangsung dalam satu masjid yg sholatnya diimami oleh orang yg mereka tuduh wahabi maka mereka tidak mau bermakmum dengan orang tersebut, padahal mereka berada di satu masjid yg sama, bahkan mereka mentertawakan orang² yg sedang sholat, mereka menghina imam dan makmumnya. apakah orang² yg sedang sholat didalam masjid itu semuanya kafir sehingga mereka tertawakan dan mereka hina orang² itu? Apakah si imamnya juga adalah orang kafir sehingga mereka tidak mau bermakmum dengan orang tersebut dan malah mentertawakan sholatnya? Fix ini adalah bodoh murokkab.
.
Mereka yang suka menuduh salafy wahabi sebagai takfiri (mudah mengkafirkan), justru merekalah sebenarnya yg takfiri dengan sikap mereka, mudah memvonis sesat orang lain secara serampangan.
.
Bertahun-tahun setelah saya hijrah dan ngaji di Salafy, tak ada satu pun ustadznya yang berani mengkafirkan person-person tertentu. Yang saya tau justru asatidzah Salafiyyin yang saya ambil ilmunya, baik secara langsung maupun lewat rekaman audio/video, beliau-beliau mengajarkan kami untuk berhati-hati dalam masalah kafir mengkafirkan. Mereka membedakan antara vonis ‘amm (vonis secara umum) dengan mu’ayyan (vonis secara perorangan).
.
22 tahun saya dan keluarga saya terjerat faham “islam jamaah” yang berideologi takfiri (mudah mengkafirkan kaum muslimin) dan 5 tahun didalamnya saya terjun sebagai da’i mereka, berpindah dari satu kota kekota lainnya mengajarkan manusia pada faham tersebut..
alhamdulillah berkat hidayah dan taufiq dari Allah 16 tahun yang lalu saya dan keluarga telah hijrah meninggalkan faham tersebut dan setelah hijrah saya baru mengerti, bahwa:
.
Tidak setiap muslim yg berbuat bid’ah itu berarti dia adalah ahlul Bid’ah, tidak semua muslim yg jatuh pd ‘amalan² kemunafikan/kekufuran maka berarti dia telah kaafir!
.
‘Amalnya adalah ‘amalan Bid’ah tapi pelakunya tidak serta-merta langsung divonis sebagai “ahlul Bid’ah”,
‘Amalannya adalah ‘amalan kekufuran tapi pelakunya tdk serta-merta langsung divonis sebagai “Kaafir”. Memvonis seorang muslim dengan sebutan “ahlul Bid’ah”, “Munafik” atau “Kaafir” itu ada Dhowaabith, ada aturan²nya, tidak boleh sembarangan. telah bercerita Khaalid bin dzakwan:
.
عن الربيع بنت معوذ قالت دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم غداة بني علي فجلس على فراشي كمجلسك مني وجويريات يضربن بالدف يندبن من قتل من آبائهن يوم بدر حتى قالت جارية وفينا نبي يعلم ما في غد فقال النبي صلى الله عليه وسلم لا تقولي هكذا وقولي ما كنت تقولين
.
Dari Rubayyi’ binti mu’awwidz ia bercerita: “dihari pernikahanku, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam datang lalu beliau duduk ditempat dudukku seperti posisimu saat ini dariku.beberapa gadis kecil kami menabuh rebana.mereka bersenandung mengenang orang tua kami yg gugur dimedan Badar.tiba tiba ada seorang dari mereka yg bersenandung, “hidup bersama kami seorang Nabi yg mengetahui apa yg akan terjadi esok hari”. lalu beliau shallallaahu ‘alaihi wasalam bersabda : “janganlah kamu berkata demikian,dan katakanlah apa yg telah engkau katakan sebelumnya”.
( HR.Bukhaari )
.
Dalam hadits diatas Nabi memberi ‘udzur/pema’afan kepada perempuan tersebut atas ucapan kufur yang ia ucapkan. maka tatkala perempuan tersebut mengklaim bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasalam mengetahui barang ghaib,beliau tidak serta merta memvonis kafir perempuan tersebut lantaran ucapannya,dikarenakan ketidak tahuannya. beliau hanya mencukupkan diri dengan hanya melarangnya saja dan memperingatkan agar tidak mengulanginya lagi,padahal perbuatan mengklaim bahwa selain Allah dapat mengetahui perkara ghaib adalah termasuk perkara yg dpt menyebabkan kekafiran.
Ini menunjukkan,bahwa individu tertentu tidak boleh dijatuhi vonis kafir,hanya karena melakukan perbuatan kufur.kecuali apabila ‘syarat-syarat’ penjatuhan vonis kafir telah terpenuhi dan tidak ada lagi ‘faktor faktor penghalangnya’, dan diantara faktor penghalangnya adalah kebodohan itu tadi.
.
Dan masih banyak lagi kaidah-kaidah terkait masalah tabdi’, tafsiq dan takfir ini. Tahukah anda dari mana saya dapat mengetahui semua ilmu ini? saya dapatkan setelah saya ngaji di “salafy”..
.
Jadi, kalau anda pernah mendengar atau membaca statement bahwa salafy itu mudah mengkafirkan, katakan kepadanya:
Qul haatuu burhaanakum inkuntum shaadiqiin ?!
.
Citra Salafi
.
Pencitraan akan buruknya “akhlak” salafi seperti anak panah yg meluncur dari setiap penjuru arah.
.
“Seharusnya” dengan pencitraan jelek semasif itu, gerakan dakwah itu sdh tercerai berai berkeping-keping tak tertolong lagi.
.
Tapi realitanya, gerakan dakwah ini terus memperoleh tambahan  simpati meski tak sedikit celah yg harus diperbaiki. Adakalanya terkesan mengalami perlambatan dlm waktu tertentu untuk kemudian bangkit dan mengalami percepatan kmbali.
.
Mengapa demikian?
Sedangkal analisa mata telanjang, masifnya pencitraan jelek akhlak salafi bersumber dari beberapa hal:
1- hamasatul mubtadiin (semangat para pemula) yg kadang sampai over bersikap krn merasa tercerahkan.
2- terbawa akhlak komunitas sebelumnya semisal dulunya “tukang kepruk” & tukang “bacot”. Terkadang mereka berproses, ada yg cepat, ada yg lambat dan ada yg gagal.
3- banyak teman2 yg gagal berproses justru berbalik menyerang
4- barisan sakit hati, tak jarang juga melakukan intriks pukul lari, jab-jab kecil yg kadang ikut menjadi bumbu bumbu saat ada moment yg dirasa tepat tuk mengecoh perhatian.
5- salah nisbat dari teman2 yg belum terlalu banyak menghirup aroma manhaj dan cemistry pertemanan ilmu. Acap kali dikira “ini lho akhlak komunitasmu” padahal jauh panggang dari api.
6- gerakan dakwah salafiyah adalah gerakan keilmuan, bukan loyalitas komunitas yg sering dijadikan tolok ukur “burung hinggap bersama kawanannya”. Yg mampu memjiwai manhaj ini akan tahu siapa yg berada di atasnya meski terjadi perbedaan pendapat yg tajam diantara keduanya, bahkan bisa jadi 2 orang tsb pada 2 kutub pendapat yg berlawanan.
7- guru guru kita relatif tdk ambil pusing dg tuduhn dan celaan, pada akhirnya akan sirna tertiup dinamika kehidupan. Mereka fokus pada ilmu dan dakwah, murid-murid pun akan paham selama mrk berproses dg benar.
.
Saya kira cukup sampai disini, teriring doa bagi para sahabat yg tulus menginginkan jalan hidayah semoga antum terlindungi.
.
Beragama itu bukan soal selera, bukan pula soal karena udah biasanya. Agama itu tuntunan, benar-salah, haq-bathil. Contohnya ada seorang yg bilang 222 x 222 = 49.274 ini salah, meskipun yg mengucapkan professor matematika, krn hasil perkalian yg benar 49.284. Disinilah nilai ketidak-maksuman manusia nampak, memang bisa salah. Baik yg mengoreksi S1 atau bahkan anak SD, yg benar itu 49.284.
.
Bro…
Bicara salah dan benar itu dalam dunia akademisi biasa. Jika nilainya real, valid. Adapun jika masalahnya khilafiyyah krn banyaknya pertimbangan dalil dan sisi pendalilan, itu lumrah. Bisa jadi benar menurut kita dia yg salah, atau sebaliknya bagi dia kita yg salah malahan dia yg benar.
.
Dalam agamapun sama, ada nilai-nilai prinsipil yg tdk bisa diganggu gugat, ada jg nilai yg sifatnya relatif. Kita wajib bertoleransi dlm hal yg relatif, dan mengambil sikap tegas dlm hal yg absolut. Ragam dlm hal yg bersifat relatif namanya perbedaan, dlm hal yg sifatnya absolut namanya penyimpangan.
[Abu Zayan]
.
Kajian Salafi  dituduh kajian Takfiri  !!??
.
By Siswo Kusyudhanto
.
Kadang saya prihatin dengan fitnah yang disebarkan para kyai atau ustadz yang menyebutkan bahwa kajian Salafi adalah kajian Takfiri, alias kajian yang mengkafirkan orang dan punya potensi melakukan makar kepada pemerintah, padahal fakta nya jauh sekali berbeda.
.
Perbedaan mendasarkan berdasarkan pengalaman saya antara kelompok takfiri dengan  Salafi adalah konsep dakwah dan pergerakannya, jika takfiri adalah gerakan untuk melakukan makar kepada pemerintah atau penguasa yang sah demi menegakkan Daulah atau Khilafah, makanya materi kajiannya banyak membahas Tauhid kekuasaan, sebaliknya Salafi mengajak masyarakat taat kepada pemerintah yang sah dan pergerakannya adalah menegakkan Tauhid dan Sunnah dengan harapan jika masyarakat mayoritas menegakkan Tauhid dan Sunnah maka pemerintah nya kelak akan mengikuti..
.
Kelompok takfiri sendiri ada banyak sekali mulai yang dosis rendah sampai dosis keras, cuma tujuan mereka sama, melakukan makar kepada pemerintah yang sah, karenanya semua kajian cenderung tertutup, kajian mereka biasanya diikuti sekelompok kecil orang, dan tidak semua orang umum bisa hadir, bahkan pada kelompok takfiri yang dosis keras mungkin diantara mereka tidak kenal satu sama lain disebabkan untuk menjaga garis organisasi mereka agar tidak mudah dibongkar oleh aparat keamanan.
.
Sebaliknya Kajian Salafi dilakukan terbuka, ditempat yang terang, semua orang dapat duduk dan mendengar kajian, dan materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan materi Tauhid dan Sunnaah, bahkan saking terbukanya seperti aparat keamanan dapat hadir dan mendengarkan materi kajian.
.
Makanya kalau Kajian Salafi dituduh kajian takfiri itu sangat lucu karena intel Polisi atau BiN bisa duduk di situ, yaa artinya Kajian Salafi bukan masuk dalam kelompok takfiri,
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembacanya, Aamiin