Mengunggah…
​Keutamaan Negeri Syam 

Alhamdulillah

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

••

1. Keberkahan Bumi Syam

2. Syiah Di Suriah

3. Pelajaran Di Palestina

4.Jihad di Palestina

5.Pemutarbalikan Sejarah Islam

6. Keutamaan Negeri Syam

7. Keutamaan Negeri Yaman

8. HADITS ‘KEBAIKAN PADA NEGERI SYAM’ ADALAH HADITS SHAHIH

9. Pembebasan Syam Tahun 14 Hijriyah

10. ABU HAFSH, MUJAHID DARI BUMI SYAM

Lombok Bertauhid Bag.1-Ust Abdul Hakim Amir Abdat.mp3

Lombok Bertauhid Bag.2-Ust Abdul Hakim Amir Abdat.mp3

Ketika Musibah Datang Lakukan Ini-Ust Yazid Jawas

Fiqh Bermedia Sosial-Firanda Andirja

Keutamaan Negeri Syam (Suriah) – Ust Abu Zubair Hawaary 10,4 Mb

Kondisi Terkini Negeri Suriah – Ust Abu Sa’ad MA

Ada Apa Dengan Suriah (Negeri Akhir Zaman)” Oleh Ustadz Mujahid Abu Kholil

Cahaya Masjid Al Aqsa Negeri Para Nabi-Ust Ahmad Zainuddin

Jangan Kau Cela Negerimu(Ahmad Zainuddin, Lc)

Serambi Mekah Negeri Agamis(Zainal Abidin Syamsuddin, Lc)

Negeriku Berlinang Air Mata (Zaid Susanto, Lc)

Kumpulan ebook

Keutamaan Negeri Syam

Sejarah Palestina

Meneladani Sahabat Nabi

Meniti Ilmu Di Atas Manhaj Salaf

Mewaspadai Kelalaian dalam Mengingat Allah subhanahu wa ta’ala

Penghalang Mendapat Kebenaran

Sabar dan Lembut Dalam Berdakwah

Sarana Dakwah

==

Keutamaan Negeri Syam (1)

بسم الله الرحمن الرحيم

  • Keutamaan Negeri Syam (1)

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:

Berikut pembahasan tentang keutamaan negeri Syam yang kami ambil dari Risalah Thuubaa Lisy Syam karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid hafizhahullah, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Negeri Syam adalah negeri yang mulia, negeri para nabi dan orang-orang saleh, dirindukan oleh orang-orang utama, di sana terdapat kiblat pertama umat Islam, sebagai tempat dikumpulkan manusia dan tempat isra Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, negeri ribath (perbatasan) dan pertahanan, tempat hijrah Nabi Ibrahim, dan negeri yang memiliki banyak keutamaan.

Batas wilayah Syam, dari barat dibatasi laut tengah, dari timur dibatasi padang sahara dari Ailah (kota lama dekat laut merah) ke sungai Efrat, dari utara dibatasi pegunungan Taurus, dan dari selatan dibatasi daerah Arisy di Mesir (Lihat Khuthatusy Syam 1/9 karya Muhammad Kurd Ali).

Negeri Syam di zaman sekarang meliputi Suriah, Yordania, Libanon, dan Palestina.

Ada beberapa pendapat mengapa negeri tersebut disebut negeri Syam, di antaranya: (1) karena berada di sebelah kiri Kiblat (masy’amatul qiblah), atau (2) karena banyak perkampungannya dan saling berdekatan, atau (3) karena Sam putera Nuh adalah orang pertama yang singgah di sana, dalam bahasa Suryani disebut Syam, wallahu a’lam.
Keutamaan negeri Syam berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah

  • ➡ 1. Syam termasuk negeri yang diberkahi Allah Subhaanahu wa Ta’ala

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
(QS. Al Israa’: 1)



Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekelilingnya adalah negeri Syam, yang mendapat keberkahan dari Allah Azza wa Jalla, buminya diberkahi-Nya dengan air, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan kesuburan tanahnya. Rezekinya diberkahi-Nya dengan rezeki yang banyak dan baik. Penduduknya diberkahi-Nya dengan diberi ilmu dan kenabian. Tabiat dan sifat penduduknya diberkahi-Nya dengan sikap istiqamah, berani, dan akhlak mulia. 
Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah berkata, “Pada umumnya nabi-nabi Bani Isaril berasal dari Syam.” (Majmu Rasail Ibnu Rajab 3/253)

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah berkahi untuk sekalian manusia.” (QS. Al Anbiya: 71)



Thabari berkata, “Tidak ada khilaf di antara Ahli Ilmu, bahwa Ibrahim berhijrah dari Irak ke Syam, di sanalah beliau tinggal sepanjang hidupnya, meskipun sempat ke Mekkah dan membangun Baitullah di sana, serta menempatkan puteranya yaitu Ismail dan ibu Ismail yaitu Hajar, hanyasaja Beliau tidak tinggal di sana, dan tidak menjadikan tempat tinggalnya, demikian pula Luth.” (Jami’ul Bayan 7/5716)
✅ Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ
Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah berkahi. Dan Kami Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Anbiya: 81)

Negeri yang diberkahi Allah di sini adalah Syam, yang di sana terdapat kerajaan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.

✅ Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.” (QS. Al A’raaf: 137)
Maksudnya, bahwa diwariskan kepada Bani Israil bagian timur negeri Syam dan bagian baratnya setelah Fir’aun ditenggelamkan ke laut.

✅ Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً
Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan.” (QS. Saba’: 18)
Negeri-negeri yang Allah limpahkan berkah kepadanya di ayat ini adalah negeri Syam sebagaimana dikatakan oleh Mujahid, Al Hasan, Sa’id bin Jubair, Qatadah, Adh Dhahhak, Ibnu Zaid, dan lain-lain.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah setelah menyebutkan lima ayat di atas berkata, “Inilah lima nash yang Allah sebutkan negeri Syam padanya, yaitu menjadi tempat hijrah Nabi Ibrahim, tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan isra, tempat pindah Bani Israil, tempat kerajaan Nabi Sulaiman, dan tempat tujuan perjalanan kaum Saba’. Allah menyifatinya sebagai “Negeri yang Kami berkahi.”

Di samping itu, di ne
geri tersebut juga terdapat bukit Sinai, tempat Nabi Musa alaihis salam menerima wahyu dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, terdapat Masjidil Aqsha, dan di sana para nabi Bani Israil diutus, juga menjadi tempat hijrah Nabi Ibrahim, tempat isra Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dari sana Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dimi’rajkan ke langit.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga mendoakan keberkahan untuk negeri Syam, Beliau bersabda,
«اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، اللهُمَّ بَارِكْ فِي يَمَنِنَا»


Ya Allah, berkahilah Syam kami. Ya Allah berkahilah Yaman kami.”

Beliau mengucapkannya beberapa kali. dan pada ketiga atau keempat kalinya para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, demikian pula pada Irak kami,” maka Beliau bersabda,
 «إِنَّ بِهَا الزَّلَازِلَ، وَالْفِتَنَ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ»
Sesungguhnya di sana terdapat guncangan dan fitnah, dan akan muncul pula tanduk setan.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Thabrani dalam Al Kabir, dan lafaz ini adalah lafaznya).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Keberkahan (di negeri Syam) mencakup berkah dalam agama dan berkah dalam dunia.” (Majmu Fatawa 27/44)

✅ Ibnu Rajab Al Hanbali berkata, “Ketahuilah, berkah pada negeri Syam mencakup berkah pada perkara agama dan dunia. Oleh karena itu, wilayah itu disebut Ardhul muqaddasah (negeri suci).” (Majmu Rasail Ibnu Rajab 3/224).

  • ➡ 2. Negeri Syam dijaga oleh malaikat Allah Subhaanahu wa Ta’ala

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghimpun ayat yang turun pada suratnya masing-masing, lalu  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُوبَى لِلشَّامِ
Berbahagialah penduduk Syam.”

Lalu kami bertanya, “Karena sebab apa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا

Karena para malaikat Ar Rahman membentangkan sayap di atasnya.” (HR. Ahmad (21096), Tirmidzi (3954) dan ia menghasankannya, dan dishahihkan oleh As Suyuthi dan Al Albani).
Maksud membentangkan sa
yapnya adalah mengelilingi dan memeliharanya dengan menurunkan berkah dan menghindarkan bahaya dan sesuatu yang mengganggu (Lihat An Nihayah 3/318).

  • ➡ 3. Syam merupakan negeri pilihan Allah, Dia menanggung penduduknya

Dari Ibnu Hawalah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَيَصِيرُ الْأَمْرُ إِلَى أَنْ تَكُونُوا جُنُودًا مُجَنَّدَةً جُنْدٌ بِالشَّامِ، وَجُنْدٌ بِالْيَمَنِ، وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ
Keadaan kalian akan kembali menjadi pasukan yang berpisah, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu lagi di Irak.”

Ibnu Hawalah berkata, “Berikanlah pilihan untukku wahai Rasulullah jika ternyata aku menemukan pasukan itu.”

✅ Beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِالشَّامِ، فَإِنَّهَا خِيرَةُ اللَّهِ مِنْ أَرْضِهِ، يَجْتَبِي إِلَيْهَا خِيرَتَهُ مِنْ عِبَادِهِ، فَأَمَّا إِنْ أَبَيْتُمْ، فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ، وَاسْقُوا مِنْ غُدُرِكُمْ، فَإِنَّ اللَّهَ تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأَهْلِهِ
Hendaklah engkau memilih Syam, karena ia merupakan negeri pilihan Allah, Dia piliha hamba-hamba pilihan-Nya ke tempat itu. Jika kalian menolak, maka pilihlah Yaman dan minumlah telaga kalian, karena Allah menjamin (menjaga) Syam dan penduduknya untukku.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani)
Dari Mu’awiyah bin Haidah ia berkata, “Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, ke mana engkau suru aku?” Beliau menjawab, “Ke sana.” Beliau menunjuk dengan tangannya ke arah Syam.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan shahih,” dan dishahihkan oleh Al Albani).

  • ➡ 4. Penduduk Syam merupakan manusia pilihan

Dari Qurrah bin Iyas ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشَّامِ فَلَا خَيْرَ فِيكُمْ

Apabila penduduk Syam telah rusak, maka tidak ada kebaikan pada kalian.” (HR. Tirmidzi, ia menshahihkannya, dan dishahihkan oleh Al Albani)



Hadits ini menunjukkan, bahwa keutamaan Syam tidak hanya negerinya saja, bahkan mencakup pula penduduknya.

Apa yang terjadi di Syam saat ini merupakan bukti bahwa penduduk Syam belum rusak meskipun mereka mendapatkan berbagai macam cobaan, namun hal itu hanya menambah iman dan sikap pasrah mereka kepada Allah Azza wa Jalla.



Kerusakan bukanlah berupa mendapatkan cobaan, akan tetapi kerusakan adalah ketika mendapatkan cobaan ternyata tidak sabar. Adapun jika diuji tetap bersabar, maka berarti ia telah menempuh jalan para nabi dan orang-orang saleh.

=

Keutamaan Negeri Syam (2)

  • ➡ 5. Syam merupakan tempat keimanan dan sandaran Islam

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنِّي رَأَيْتُ كَأَنَّ عَمُودَ الْكِتَابِ انْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِي، فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِي فَإِذَا هُوَ نُورٌ سَاطِعٌ عُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلَا وَإِنَّ الْإِيمَانَ إِذَا وَقَعَتِ الْفِتَنُ بِالشَّامِ»

Sesungguhnya aku melihat seakan-akan sandaran kitab dicabut dari bawah bantalku, lalu aku perhatikan ternyata ada sebuah cahaya terang yang menuju negeri Syam. Ingatlah, sesungguhnya keimanan ketika terjadi fitnah ada di Syam.” (HR. Hakim dalam Al Mustadrak (8554), Abu Nu’aim dalam Al Hilyah (5/252), dan dishahihkan oleh Al Albani)



Dari Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«رَأَيْتُ عَمُودًا مِنْ نُورٍ خَرَجَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِي سَاطِعًا حَتَّى اسْتَقَرَّ بِالشَّامِ»

Aku melihat cahaya terang yang tegak yang keluar dari bawah kepalaku yang kemudian menetap di Syam.” (HR. Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah (2776), Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyin (1566), dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Musnad Al Faruq (2/701), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Takhrij Al Misykat (3/369))



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sandaran kitab dan Islam adalah yang dijadikan penopang. Mereka adalah para pemikulnya dan penegaknya.” (Majmu Fatawa 27/42)

  • ➡ 6. Islam akan kokoh dan menetap di Syam

Dari Khalid bin Ma’dan, dari para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, bahwa mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang dirimu?” Beliau menjawab,
«دَعْوَةُ أَبِي إِبْرَاهِيمَ، وَبُشْرَى عِيسَى، وَرَأَتْ أُمِّي حِينَ حَمَلَتْ بِي كَأَنَّهُ خَرَجَ مِنْهَا نُورٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُوْرَ بُصْرَى مِنْ أَرْضِ الشَّامِ»

(Aku adalah) doa nenek moyangku yaitu Ibrahim, kabar gembira Nabi Isa, dan ibuku bermimpi ketika hamil, bahwa muncul dari (perut)nya cahaya yang menyinari istana-istana Busra di negeri Syam.” (HR. Hakim dalam Al Mustadrak, ia berkata, “Khalid bin Ma’dan termasuk tabi’in pilihan, ia pernah menemani Mu’adz bin Jabal dan sahabat lainnya. Jika ia menyandarkan hadits kepada sahabat, maka hadits itu sahih isnadnya, namun keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak menyebutkannya.” Ibnu Katsir berkata, “Ini isnad yang jayyid.” Hadits ini juga dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah (1545)).



✅ Ibnu Katsir berkata, “Dikhususkannya negeri Syam dengan muncul ke sana cahayanya terdapat isyarat akan tetap dan kokoh agamanya di negeri Syam. Oleh karena itu, di akhir zaman negeri Syam akan menjadi benteng Islam dan pemeluknya, di sana pula Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun saat Beliau turun ke Damaskus.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/444).

  • ➡ 7. Golongan yang mendapat pertolongan (Thaifah Manshurah) yang membawa kebenaran dan membelanya terdapat di negeri Syam

Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ، مَا يَضُرُّهُمْ مَنْ كَذَّبَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ»
Akan senantiasa ada di kalangan umatku segolongan orang yang tegak menjalankan perintah Allah. Orang yang mendustakan dan menyelisihi mereka tidak membuat mereka terusik sehingga datang perintah Allah, sedangkan mereka dalam keadaan seperti itu.”

Malik bin Yukhamir berkata, “Aku mendengar Mu’adz berkata, “Mereka berada di Syam.” (HR. Bukhari)



Syaikhul Islam berkata, “Barang siapa yang memperhatikan kondisi dunia pada saat ini, maka ia akan mengetahui, bahwa golongan ini (yang berada di Syam) adalah golongan yang paling menegakkan agama Islam, baik dalam hal ilmu, amal, maupun jihad di timur maupun di barat. Merekalah yang memerangi musuh yang kuat dari kalangan kaum musyrik dan Ahli Kitab, Kaum Nasrani dan kaum musyrik dari Turki, demikian pula yang memerangi kaum Zindik yang munafik yang menyusup ke dalam kaum Syiah Rafidhah dan lainnya seperti kelompok Ismailiyyah dan yang semisalnya seperti kaum Qaramithah, dimana hal itu sudah dikenal dan diketahui sejak dahulu dan sekarang. Kejayaan kaum muslim di timur maupun di barat adalah ketika mereka Berjaya. Oleh karena itu, ketika mereka (Thaifah Manshurah di Syam) kalah pada tahun 696 H, maka kaum muslim tertimpa kehinaan dan musibah yang hanya diketahui Allah jumlahnya, baik di timur maupun di barat.” (Majmu Fatawa 28/532)



Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid berkata, “Tidak ada pertentangan antara mereka yang menafsirkan thaifah manshurah dengan para mujahid dan yang menafsirkan dengan Ahli Ilmu, karena kebenaran tidak akan tegak dan kebatilan tidak akan hancur kecuali dengan keduanya. Dengan jihad, kalimat Tauhid menjadi tinggi dan syirk menjadi musnah, dan dengan ilmu manhaj Ahlussunnah menjadi tinggi, sedangkan manhaj Ahli Bid’ah menjadi hancur.” (Thuba Lisy Syam hal. 27)

  • ➡ 8. Syam adalah negeri ribath (penjagaan di perbatasan) dan benteng jihad

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Orang-orang saleh kaum mukmin menjaga di perbatasan, seperti yang dilakukan Al Auza’i, Abu Ishaq Al Fazari, Makhlad bin Al Husain, Ibrahim bin Adham, Abdullah bin Al Mubarak, Yusuf bin Asbath dan lainnya, mereka tinggal di perbatasan Syam.”

Negeri menjadi saksi sejarah banyaknya pertempuran antara kebenaran dan kebatilan di sana. Di sana bendera Islam tegak dan musuh-musuhnya terkalahkan. Di sana terjadi perang Yarmuk, ‘Ain Jalut, dan Hiththin yang merupakan perang pemisah antara yang hak dan yang batil.
Dalam perang Yarmuk berakhir Daulah Bizantium. Dalam perang Hiththin kaum Salibis hancur porak-poranda dan Baitul Maqdis berhasil direbut kembali, dan dalam perang ‘Ain Jalut bangsa Tartar yang terkena kejam berhasil ditumpas.

  • ➡ 9. Kaum munafik tidak diperkenankan mengungguli kaum mukmin di negeri Syam

Imam Ahmad meriwayatkan dari Khuraim bin Fatik Al Asadiy radhiyallahu ‘anhu –seorang sahabat yang hadir dalam perjanjian Hudaibiyah- ia berkata, “Penduduk Syam adalah cemeti Allah di muka bumi, Dia menghukum siapa yang Dia kehendaki melalui mereka dan sesuai kehendak-Nya, dan diharamkan bagi kaum munafik mengungguli kaum mukmin, dan mereka tidak akan mati kecuali dalam keadaan cemas, kesal, atau sedih.” (Dishahihkan mauqufnya oleh Syaikh Al Albani dalam Adh Dha’ifah 1/69).

  • ➡ 10. Negeri Syam adalah asal tempat tinggal kaum mukmin

Dari Salamah bin Naufal Al Kindiy ia berkata, “Aku pernah duduk di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ada seorang yang berkata, “Wahai Rasulullah, orang-orang telah melepaskan kuda dan meletakkan senjata, mereka berkata, “Tidak ada lagi jihad dan perang telah berakhir.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kepadanya dengan wajahnya sambil bersabda,
«كَذَبُوا الْآنَ، الْآنَ جَاءَ الْقِتَالُ، وَلَا يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ، وَيُزِيغُ اللَّهُ لَهُمْ قُلُوبَ أَقْوَامٍ، وَيَرْزُقُهُمْ مِنْهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ، وَحَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ، وَالْخَيْلُ مَعْقُودٌ فِي نَوَاصِيهَا الْخَيْرُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَهُوَ يُوحَى إِلَيَّ أَنِّي مَقْبُوضٌ غَيْرَ مُلَبَّثٍ، وَأَنْتُمْ تَتَّبِعُونِي أَفْنَادًا، يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، وَعُقْرُ دَارِ الْمُؤْمِنِينَ الشَّامُ»

Mereka dusta! Sekarang telah tiba peperangan, dan akan senantiasa ada di kalangan umatku yang berperang di atas kebenaran. Allah akan menjadikan hati sebagian orang condong kepada mereka dan Dia akan memberikan rezeki dari mereka hingga tiba hari Kiamat, dan hingga datang janji Allah. Dan pada setiap ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan sampai hari Kiamat. Telah diwahyukan kepadaku, bahwa aku akan meninggal dunia tanpa menunggu lama, dan kalian akan mengikutiku secara berpisah-pisah, sebagian kalian menebas leher sebagian yang lain, dan tempat asal orang-orang mukmin adalah Syam.” (HR. Nasa’i dan dishahihkan oleh Al Albani)

  • ➡ 11. Negeri Syam merupakan benteng yang kokoh di saat terjadinya peperangan dan berbagai fitnah

Abu Dawud (no. 2482) dan Ahmad (6832) meriwayatkan dari Abdullah bin Amr ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَتَكُونُ هِجْرَةٌ بَعْدَ هِجْرَةٍ، فَخِيَارُ أَهْلِ الْأَرْضِ أَلْزَمُهُمْ مُهَاجَرَ إِبْرَاهِيمَ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ شِرَارُ أَهْلِهَا تَلْفِظُهُمْ أَرْضُوهُمْ، تَقْذَرُهُمْ نَفْسُ اللَّهِ، وَتَحْشُرُهُمُ النَّارُ مَعَ الْقِرَدَةِ وَالْخَنَازِيرِ»
Akan ada hijrah setelah hijrah. Penduduk bumi yang terbaik adalah mereka yang menempati tempat hijrah Ibrahim, dan tinggallah di bumi penduduk yang terburuknya, mereka dimuntahkan oleh buminya dan dibenci oleh Allah, lalu akan ada api yang mengumpulkan mereka bersama kera dan babi.” (Dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 3203).

Maksud hijrah setelah hijrah adalah akan ada hijrah kedua, yaitu ke Syam setelah hijrah yang pertama. Penduduk bumi yang terbaik di akhir Zaman adalah mereka yang berhijrah ke Syam, dan tidak ada yang meninggalkan berhijrah ke sana selain orang-orang yang buruk.

=

Keutamaan Negeri Syam (3)

  • ➡ 12. Negeri Syam merupakan negeri tempat berkumpulnya manusia dan tempat mereka dibangkitkan

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الشَّامُ أَرْضُ الْمَحْشَرِ وَالْمَنْشَرِ

Negeri Syam adalah negeri tempat berkumpulnya manusia dan tempat mereka dibangkitkan (dari kubur).” (HR. Al Bazzar, Abul Hasan bin Syuja’ Ar Rib’i dalam Fadhailusy Syam, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3726)



Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«سَتَخْرُجُ نَارٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ أَوْ مِنْ نَحْوِ بَحْرِ حَضْرَمَوْتَ قَبْلَ يَوْمِ القِيَامَةِ تَحْشُرُ النَّاسَ»
Akan keluar api dari Hadhramaut atau dari arah laut Hadhramaut sebelum tibanya hari Kiamat yang akan mengumpulkan manusia.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa perintah engkau kepada kami?

Beliau menjawab,
«عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ»
Tinggallah di Syam.” (HR. Tirmidzi (2143), dan dishahihkan Al Albani)

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu’awiyah bin Haidah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Beliau bersabda,
 تُحْشَرُونَ هَاهُنَا -وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ – مُشَاةً وَرُكْبَانًا، وَعَلَى وُجُوهِكُمْ
Kalian akan dikumpulkan ke sini –Beliau berisyarat dengan tangannya ke Syam- dalam keadaan berjalan kaki, menaiki kendaraan, dan di atas wajah kalian.” (Dinyatakan isnadnya hasan oleh pentahqiq Musnad Ahmad cet. Ar Risalah
).
Al Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Hadits-hadits tersebut menunjukkan, bahwa pengumpulan tersebut adalah pengumpulan makhluk yang ada di penghujung dunia dari berbagai penjurunya menuju tempat dikumpulkannya, yaitu negeri Syam, dan bahwa mereka ada tiga golongan; (1) ada golongan yang telah makan, berpakaian dan berkendaraan, (2) ada pula golongan yang sesekali berjalan dan sesekali menaiki kendaraan; mereka bergiliran menaiki satu unta, dan (3) sisanya dikumpulkan oleh api, yaitu api yang keluar dari bagian dalam wilayah Adan, lalu api itu meliputi manusia dari belakang mereka dan menggiring mereka dari berbagai penjuru ke tempat mereka dikumpulkan, sedangkan mereka yang tertinggal akan dilahap oleh api. Ini semua menunjukkan, bahwa peristiwa ini terjadi di akhir zaman di penghujung dunia.” (Al BIdayah wan Nihayah 19/332)



Dengan demikian, negeri Syam merupakan negeri tempat dikumpulkan manusia dari berbagai penjuru dunia sebelum tiba hari Kiamat. Penduduk bumi terbaik berhijrah kepadanya secara sukarela dan berkumpul di sana, adapun manusia yang buruk, maka mereka dikumpulkan dalam keadaan terpaksa dari negeri-negeri mereka menuju Syam (LIhat Lathaiful Ma’arif karya Ibnu Rajab hal. 88-89).

Dari Abdullah bin Amr ia berkata, “Akan datang kepada manusia masa dimana tidak ada seorang mukmin pun yang tinggal kecuali mendatangi negeri Syam.” (Diriwayatkan oleh Hakim (8413), dan ia menshahihkannya).

 Al Hafizh Ibnu Rajab berkata, “Allah menjadikan Syam sebagai tempat berakhir makhluk dan urusan, di akhir zaman pula iman dan pemiliknya tinggal di sana. Syam merupakan tempat dikumpulkan manusia dan dibangkitkannya mereka.” (Majmu Rasa’il Ibnu Rajab 3/179).

  • ➡ 13. Di negeri Syam akan terjadi peperangan besar pada akhir zaman

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فُسْطَاطَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَ الْمَلْحَمَةِ بِالْغُوطَةِ، إِلَى جَانِبِ مَدِينَةٍ يُقَالُ لَهَا: دِمَشْقُ، مِنْ خَيْرِ مَدَائِنِ الشَّامِ

Sesungguhnya benteng kaum muslimin pada hari terjadi peperangan yang besar adalah di Ghauthah, sebuah daerah di pinggiran kota yang disebut dengan Damaskus, salah satu kota terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albani)
✅ Al ‘Alqami berkata, “Hadits ini menunjukkan keutamaan Damaskus dan keutamaan penduduknya di akhir zaman, dan bahwa tempat tersebut merupakan benteng dari fitnah. Di antara keutamaannya pula adalah, bahwa negeri tersebut telah didatangi oleh sepuluh ribu sahabat yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diterangkan Ibnu Asakir, demikian pula pernah didatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum Beliau diangkat menjadi nabi, dan setelah Beliau diangkat menjadi Nabi, yaitu pada perang Tabuk dan pada malam Isra’.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud 11/274).


Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالْأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ، مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الْأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا تَصَافُّوا، قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ، فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لَا، وَاللهِ لَا نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا، فَيُقَاتِلُونَهُمْ، فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لَا يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ، أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ، لَا يُفْتَنُونَ أَبَدًا فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطَنْطِينِيَّةَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ، إِذْ صَاحَ فِيهِمِ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِي أَهْلِيكُمْ، فَيَخْرُجُونَ، وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ خَرَجَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ، يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ، إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ، فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّهُمْ، فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللهِ، ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ، فَلَوْ تَرَكَهُ لَانْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ، وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللهُ بِيَدِهِ، فَيُرِيهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ
Hari Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang Romawi memasuki daerah A’mak atau Dabik (dua tempat di Syam dekat Halb). Setelah itu, pasukan kaum muslimin dari sebuah kota (kota Halb), yaitu orang-orang yang terbaik pada saat itu keluar menghadapi mereka. Ketika mereka telah berbaris, orang-orang Romawi berkata, “Biarkanlah kami memerangi orang-orang yang pernah menawan kami!” Mendengar pernyataan itu, pasukan kaum muslim pun menjawab, “Tidak. Demi Allah, kami tidak akan membiarkan saudara-saudara kami.” Mulailah terjadi peperangan. Setelah itu, sepertiga pasukan kaum muslim terpukul mundur (dan melarikan diri); Allah tidak akan memberikan dorongan kepada mereka untuk bertaubat selamanya, sepertiga lagi terbunuh yang merupakan para syuhada terbaik di sisi Allah, sedangkan sepertiga lagi bertempur hingga berhasil menaklukkan kota Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang sambil menggantungkan senjata mereka di pohon Zaitun, tiba-tiba setan berteriak, “Sesungguhnya Dajjal telah mendatangi keluarga kalian,” maka mereka pun keluar untuk menghadapinya, padahal berita itu bohong. Ketika pasukan kaum muslim telah mendatangi negeri Syam, maka Dajjal pun keluar. Saat mereka telah bersiap-siap untuk perang dan merapihkan barisan tiba-tiba iqamat dikumandangkan, lalu turun Nabi Isa putera Maryam ‘alaihish shalatu was salam dan mengimami shalat mereka. Saat musuh Allah (Dajjal) melihatnya, maka ia segera meleleh seperti melelehnya garam dalam air. Kalau pun Nabi Isa membiarkannya, tentu ia akan melelah sendiri hingga binasa, akan tetapi Allah yang membunuhnya melalui tangannya, lalu ia memperlihatkan kepada kaum muslim darah Dajjal di tombaknya.”

  • ➡ 14. Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun pada akhir zaman di Syam

Dalam hadits Nawwas bin Sam’an tentang kisah Dajjal yang cukup panjang disebutkan,
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ، فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ، بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ، وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ، إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ، وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ، فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ، فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ، فَيَقْتُلُهُ،

Ketika keadaan seperti itu (Dajjal leluasa mengadakan kerusakan di muka bumi), Allah mengirimkan Al Masih putera Maryam; ia turun di Menara putih bagian timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian yang berwarna sambil meletakkan kedua tangannya pada sayap kedua malaikat. Ketika ia menundukkan kepalanya, maka meneteslah air dari kepalanya, dan ketika ia angkat kepalanya, maka mengalirlah butiran-butiran air seperti mutiara dari kepalanya. Apabila orang kafir mencium wangi nafasnya, maka ia akan mati, sedangkan nafasnya dapat tercium sejauh mata memandang, lalu ia mencari Dajjal dan ditemuinya di pintu gerbang kota Lud, lalu ia membunuhnya….dst.” (HR. Muslim)



Para ulama berbeda pendapat tentang maksud menara di hadits ini, yakni apakah menara timur masjid Umawi atau menara yang ada di bagian timur Damaskus yang dikenal sekarang dengan nama Bab Syarqi (pintu timur).

Imam Nawawi berkata, “Menara ini telah ada sekarang di sebelah timur Damaskus.” (Syarh Shahih Muslim 18/67).
Ibnu Rajab Al Hanbali berkata, “Zhahir hadits-hadits dan atsar yang telah lewat menunjukkan, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun di dekat pintu kota Damaskus sebelah timur.”

Sebagian ulama berpendapat, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam akan turun di Menara Putih sebelah timur masjid Jami Damaskus, namun pendapat ini menyelisihi zhahirnya.” (Majmu Rasa’il Ibnu Rajab 3/276)

(Lanjut Ke Halaman 2)