Dalam kesempatan yang lain, beliau berkata, “Menurut pendapat yang benar dan itu merupakan pendapat mayoritas ulama baik dari generasi salaf maupun khalaf adalah tidak boleh bersumpah dengan makhluk baik nabi atau bukan nabi, malaikat, seorang raja ataupun seorang ulama. Terlarangnya hal ini adalah larangan haram menurut mayoritas ulama sebagaimana pendapat Abu Hanifah dan yang lainnya. Hal tersebut merupakan salah satu dari dua pendapat dalam mazhab Ahmad” (Majmu Fatawa 27/349).

Tentang rahasia di balik larangan ini, Syaukani mengatakan, “Para ulama mengatakan bahwa rahasia di balik larangan bersumpah dengan selain Allah adalah karena bersumpah dengan sesuatu itu menunjukkan pengagungan dengan suatu yang disebutkan. Padahal keagungan yang hakiki adalah hanya milik Allah. Oleh karena itu tidak boleh bersumpah kecuali dengan Allah, zat dan sifatNya. Ini merupakan kesepakatan semua ahli fikih” (Nailul Author 10/160).

Jadi bersumpah dengan selain Allah adalah syirik besar yang mengeluarkan dari Islam jika diiringi keyakinan bahwa makhluk yang disebutkan dalam sumpah tersebut sederajat dengan Allah dalam pengagungan dan dalam keagungan. Jika tidak ada unsur ini maka hukumnya adalah syirik kecil.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما أَنَّهُ أَدْرَكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فِى رَكْبٍ وَهْوَ يَحْلِفُ بِأَبِيهِ ، فَنَادَاهُمْ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَلاَ إِنَّ اللَّهَ يَنْهَاكُمْ أَنْ تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ ، فَمَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ ، وَإِلاَّ فَلْيَصْمُتْ »

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya beliau menjumpai Umar bin al Khattab bersama suatu rombongan. Saat itu Umar bersumpah dengan menyebut nama bapaknya. Nabipun lantas memanggil rombongan tersebut lalu bersabda, “Ingatlah sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah dengan menyebut nama bapak-bapak kalian. Siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah dengan Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757).

عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ حَلَفَ بِالأَمَانَةِ فَلَيْسَ مِنَّا ».

Dari Ibnu Buraidah dari Buraidah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersumpah dengan amanah maka dia bukanlah umatku” (HR Abu Daud no 3253, dinilai shahih oleh al Albani).

Oleh karena itu tidak diperkenankan untuk bersumpah dengan Ka’bah, amanah, kehormatan, pertolongan, barokah fulan, kehidupan fulan, kedudukan nabi, kedudukan wali, bapak, ibu dan tidak pula dengan kepala anak. Ini semua hukumnya haram. Barang siapa yang terjerumus ke dalamnya maka kaffarah/tebusannya adalah dengan mengucapkan laa ilaha illallah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ حَلَفَ فَقَالَ فِى حَلِفِهِ وَاللاَّتِ وَالْعُزَّى . فَلْيَقُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . وَمَنْ قَالَ لِصَاحِبِهِ تَعَالَ أُقَامِرْكَ . فَلْيَتَصَدَّقْ »

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bersumpah lalu berkata dalam sumpahnya ‘demi Latta dan Uzza’ maka hendaknya mengucapkan laa ilaha illallah. Barang siapa yang berkata kepada kawannya ‘mari kita bertaruh’ maka hendaknya dia bersedekah” (HR Bukhari no 4579) [Muharramat Istahana biha anNas hal 21, maktabah al Khudairi].

Di sisi lain, dalam al Qur’an Allah sering bersumpah dengan menyebut makhlukNya semisal mengatakan, ‘Demi matahari dan terangnya’ atau ‘Demi malam jika telah gelap’ atau kalimat yang semisal.

Ada dua jawaban untuk mendudukkan masalah ini dengan benar. Pertama, ini adalah perbuatan Allah dan Allah tidak boleh ditanya tentang yang Dia lakukan. Dia berhak untuk bersumpah dengan makhluk apa saja yang Dia kehendaki. Dialah yang akan menanyai makhlukNya bukan malah ditanya. Dialah yang menghukumi bukan yang dihukumi.

Kedua, Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk ini menunjukkan keagungan dan kesempurnaan kuasa dan hikmah Allah. Jadi jika Allah bersumpah dengan ini semua, maka ini menunjukkan pengagungan terhadap makhluk-makhluk tersebut. Sehingga secara tidak langsung menunjukkan sanjungan terhadap Allah. Sedangkan kita tidak diperkenankan untuk bersumpah dengan selain Allah karena kita dilarang untuk melakukan hal tersebut (al Qoul al Mufid 2/325-326).

@Ustadz Aris Munandar

••

➡Turki Negara Republik Sekuler

Banyak yg terjegagik mengonangi bagaimana Erdogan menjalani prosesi sumpah jabatannya; jauh dari kesan Islami yg sering diwacanakan pendukungnya dan justru mengesankan sangat sekuler mengikuti pendahulunya Kemal Ataturk. Bagi orang yg paham jeroan dan manuver yg dilakukan ikhwanist di Turki, sebenarnya hal itu bukan hal yg aneh atau mengherankan.

Pada dasarnya Turki atau rakyat Turki adalah sekuler setidaknya sejak pertengahan abad 19 di masa Sultan Abdulmecid, menyusul reformasi Tanzimat thn 1830. Bukti sekulerisme itu bisa dilihat sampai sekarang mulai dari urusan alkohol, judi sampai yg kekinian, eljibiti bisa ditemukan dgn mudah di seluruh Turki: No or very little restriction. Hanya sebagian kecil kelompok masyarakat yg benar2 bisa dikatakan religius.

Sebelum partai pengusung Erdogan, yakni AKP berkuasa, kelompok kiri (leftist) memegang tampuk kekuasaan di Turki dgn Bulent Ecevit sebagai Perdana Menteri. Ecevit yg sangat populer di masa itu, terpaksa mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Kala itu, AKP yg mewarisi gerakan Milli Gorus bentukan Necmettin Erbakan, adalah partai gurem. Gerakan ini dipopulerkan sepulang Erbakan dari Jerman thn 1969 dan dianggap merupakan cikal bakal atau versi lain Ikhwanul Muslimin di Turki. Why Jerman? … (ini ada juga story-nya, cakep kalau dibahas yaitu poros Muflisin Muenchen-Aachen 😀 )

Kekosongan kekuasaan sepeninggal Ecevit, membuat duo pendiri AKP yaitu Abdullah Gul dan Erdogan, mencium peluang untuk merebut kekuasaan. But how? … Karena Turki memiliki sistem multi partai dan mayoritas adalah partai sekuler, yg AKP lakukan adalah menjual komitmen bahwa Turki akan tetap menjadi negara republik yg sekuler seperti yg telah dijalankan ‘founding father’-nya Kemal Ataturk.

Dengan cara ini, meski secara genetik AKP adalah partai corong Ikhwanul Muflisin, mereka tetap dapat meraih suara dari konstituen semua partai2 sekuler tsb. Dengan cara inilah AKP (Gul & Erdogan) akhirnya memenangi pemilu legislatif dgn 30% dukungan suara untuk pertama kalinya. Itu sebabnya dlm setiap kampanyenya Erdogan/AKP selalu menyuarakan “Turkey is secular and will remain secular” sejak kampanye-nya thn 2007.

Nah pertanyaannya, mengapa Erdogan sering memposisikan diri pro-islam? Jawabnya sederhana … karena ia harus tetap memelihara pengaruhnya di mata kalangan religius Ikhwanul Muflisin yg memang menjadi inti pembentuk partai AKP itu sendiri.

Jadi, sikap dualisme itu tak lebih karena nafsu berkuasa AKP sebagai perpanjangan Ikhwanul Muflisin yg terpaksa harus berkompromi mengakomodasi selera rakyat turki yg memang sekuler bahkan cenderung liberal. Ini tak ada bedanya dgn kelakuan Partai Kalah Selalu yg di satu sisi mencitrakan islami, tapi di sisi lain menjalin Persatuan & Koalisi Saru dgn partai2 sekuler di Indonesia.

Erdogan atau AKP telah berkuasa setidaknya 10thn di Turki, komitmennya mempertahankan sekulerisme sampai sekarang, menjadi contoh atau bukti tegaknya syariat Islam harus dimulai dari rakyat itu sendiri; kebijakan penguasa adalah cerminan rakyatnya …. selama rakyatnya sekuler, maka tak ada pilihan lain bagi penguasa atau negara untuk tetap sekuler. Jadi, jangan mudah ndlongop kalau ada lambe turah atau bani parpol yg koar2 berjuang menegakkan islam, selama rakyat di negara itu jauh dari nilai2 islami … Turkey is very good example.

••

Tertipu Propaganda Turki dan Ikhwanul Muslimin serta Sejarah Migrasi Yahudi

Dalam berbagai kesempatan, mulai demo kelas jalanan sampai orasi level atas, di semua negara dimana ikhwanul muflisin menancapkan kaki2 tentakel gurita-nya, issue palestina dijadikan tidak saja untuk menarik simpati, tapi juga menjatuhkan lawan2 politik mereka. Mereka menjadikan Turki sebagai ‘role model’ perlawanan dan di saat yg sama, membully pemimpin negara2 islam, yg selalu mereka posisikan tak berdaya menghadapi kaum yahudi israel. Banyak kaum muslimin terperdaya retorika tsb, sederhananya karena banyak diantara kita yg tak memahami peranan Turki Ottoman dlm lepasnya palestina ke tangan yahudi israel. Deklarasi Balfour lah yg selalu diangkat ke permukaan, padahal sesungguhnya migrasi orang2 yahudi ke palestina jauh dimulai sebelum deklarasi itu ditanda tangani.

Menyusul reformasi Tanzimat, sesuai dgn UU kewarganegaraan yg diterbitkan thn 1869, siapapun yg tinggal di wilayah “Kekhalifahan” Turki Ottoman (tak terkecuali palestina) memiliki hak untuk meraih kewarga-negaraan Ottoman. Orang2 asing yg migrasi atau merantau memiliki hak menjadi warga negara setelah 5 thn tinggal di semua wilayah Ottoman. Sesuai UU tsb, mereka pun memiliki hak untuk membeli tanah di wilayah Ottoman setelah mereka memperoleh hak kewarganegaraannya.

Peluang ini dibaca oleh konglomerat Perancis, Baron Edmont de Rothschild, yg membeli lahan yg ia pergunakan sebagai investasi agribisnis yahudi pertama di palestina, dimana direktur perusahaan itu tercatat sebagai salah seorang yahudi pertama yg memperoleh kewarganegaraan Ottoman di Palestina.

Rothschild ini pulalah yg mensponsori migrasi orang2 yahudi yg bekerja di perkebunan miliknya. Awalnya kehadiran yahudi dari eropa ini dianggap memberi keuntungan bagi ekonomi negara; investasi dan skill yg dimiliki para yahudi tsb dianggap asset penggerak ekonomi negara. Bahkan untuk menarik investasi, syarat tinggal 5thn bagi warga asing untuk mendapat kewarganegaraan Ottoman dihapus dan dipermudah menjadi cukup 3 thn khusus bagi pendatang yahudi.

Tengat waktu yg dipersingkat ini awalnya dianggap sebuah keuntungan bagi negara, karena semakin cepat para yahudi itu mendapat kewarganegaraan semakin ringan beban negara dlm memberi tunjangan khusus bagi orang yahudi yg masuk sebagai pengungsi. Itulah sebabnya dlm kurun waktu 1882 sd 1903, sekira 25ribu imigran yahudi memasuki tanah palestina. Migrasi atau apa yg dikenal sebagai HaAliyah HaRishona ini memungkinkan imigran yahudi asal eropa timur dan yaman tinggal dan bekerja di bisnis2 keluarga yahudi. Migrasi berlanjut pada gelombang kedua atau HaAliyah HaSheniya yg terjadi antara thn 1904 sd 1914 dgn jumlah lebih banyak, yaitu 40rb orang yg sebagian besar beasal dari Rusia.

Jadi bisa dikatakan, transformasi kebijakan politik di dalam Turki Ottoman lah sebenarnya yg menjadi biang kerok migrasi besar2an orang2 yahudi ke Palestina. Cacad aqidah yg berbuah pada sekularisme di masa Sultan AbdulMecid dimanfaat orang2 yahudi yg memang terkenal cerdik memanfaatkan kesempatan dalam setiap kesempitan.

Kesimpulannya: Palestina lepas dari tangan kaum muslimin diawali oleh cacad aqidah, maka ia hanya mungkin kembali diraih lewat tegaknya #Tauhid.

Masih percaya propaganda ngehwanul mungslimin? Hiks kacian deh luh ….

••

Riba Judi Pelacuran Pertama Dalam Negara Muslim

Di era Turki Ottoman lah, riba dlm sistem perbankan pertama secara resmi dilegalkan di sebuah pemerintahan Islam oleh Sultan Abdulmecid melalui apa yg dikenal sebagi reformasi Tanzimat antara thn 1830 sd 1870. Selama reformasi itu, sistem pendidikan juga disekulerkan dgn memisahkan pengaruh ulama dlm pendidikan di sekolah2. Jadi, tokoh sekuler Turki itu sebenarnya bukan Kemal Ataturk seperti yg banyak kita dengar, tetapi justru Sultan Abdulmecid, sang penggagas Tanzimat. Sekulerisme Ataturk dikampayekan secara berlebihan oleh para ikhwanist sebagai propaganda politik untuk menutupi borok negeri impian mereka.

Apa kata harokiy al-mumetiy? “Tabayyun dulu, Maliiiih! Khalifah Turki Ottoman adalah impian kita”

Di era Turki Ottoman lah, rumah bordil dan judi resmi pertama berdiri di negeri islam dengan perintah langsung seorang Sultan, Abdul Hamid II thn 1884. Selanjutnya thn 1894, Sultan mengesahkan berdirinya pabrik minuman keras komersial (mungkin juga yg pertama di negeri islam).

Apa kata harokiy al-mumetiy? “Ntu mah alex*s ama bir ank*r, Maliiiih. Nyang legalin pan udah kite lengserin!”

(Intermezzo)

••

Kenyataan Asli Negara Turki

Selain publikasi masif ngehewanul muflisin dan underbow-nya menjumbulken figur Erdogan yg dicitrakan islami bla bla bla, hal lain yg selalu mereka pakai adalah memberitakan kesan bahwa Turki adalah negara yg makmur, rakyatnya sejahtera dll yg semisal. Mereka memakai publikasi ini dan selalu membandingkannya dgn kondisi ekonomi di indonesia (misalnya). Tujuannya tak lain adalah menggiring opini rakyat agar membenci pemimpinnya dan melihat figur ketua RT di kampung sebelah sebagai ‘role model’. Nah dari sinilah mereka mempadak-padakkan tokoh yg mereka usung dgn sang role model itu, sehingga akhirnya banyak rakyat yg terjlungupkan terbawa emosinya mengikuti agenda politik mereka

.

Lalu, benarkah Turki semakmur seperti yg kita bayangkan? Jika kita melihat kota2 besar seperti Istanbul, Bursa, Antalya maka betul kita akan lihat standard kemakmuran yg mendekati standard eropa … salah satu buktinya? Kalau turis muslim puas diajak keliling ke Haga Sofia atau Museum Topkapi, lalu orang syiah Iran dan yahudi Israel berjemur di pantai2 Antalya, sebaliknya orang2 eropa menjadikan Istanbul menjadi destinasi maksiat favorit no.2 setelah Berlin. Jadi kota2 besar itu memang disulap menjadi makmur karena memang dijadikan icon wisata untuk devisa negara.

Tapi tahukah anda? 2juta orang dari sekira 20jt rakyat yg tinggal di pedesaan hidup berada di batas garis kemiskinan. 63% anak2 di bawah 15thn hidup dlm kemiskinan. Jumlah ini bahkan masih jauh lebih buruk dibanding Romania (36%) yg dianggap sebagai negara paling miskin di Eropa. Perhatikan juga angka2 ekonominya! External debt, atau Hutang LN rakyat Turki 6730T meroket meninggalkan Indonesia yg “cuma” 5080T. Inflasi Turki yg selalu double digit dlm 2 thn terakhir, bahkan bulan Juni 2018 sebesar 15.39%, jelas jauh lebih buruk dibandingkan Indonesia yg bulan Juni cuma di kisaran 3-4%. Lebih dari itu, tahu gak son? According to Forbes magazine, Erdogan berada dlm daftar politisi terkaya di dunia dgn pendapatan £43.2 mio/year dan kekayaan pribadi mencapai £139 mio, yg jelas ini tak mungkin didapat dari bakulan martabak atau usaha furniture di Oslo atau Solo.

Masih percaya Erdogan pemimpin yg ideal? Jika ya, maka tak diragukan: ente bener-bener terplokotho, Maliiih!

(Catet Maliiih! what i am trying to say … it is not about how bad or good erdogan, it is about harokiy al-mumetiy yg doyan membohongi orang demi agenda politik-nya)

••

Eljibiti Di Negara Turki

Hombrengseksualitas sudah ada dan bahkan dilegalkan di Turki sejak 1858 di masa kerajaan Ottoman. Parade atau pawai eljibiti di Istanbul juga seingat saya sudah sejak lama, mungkin sekitar 2003an tak lama setelah Recep Erdogan jadi Prime Minister. Jadi, tak ada yg perlu diherankan jika beredar berita parade semisal terulang lagi tahun ini.

Kalau pun ada orang yg terjegagik mungkin hal itu karena selama ini kaum muslimin di indonesia kebanyakan dicekoki berita dari harokiyyun ngehewanul muflisin. Harokiy ini dimana2 modusnya sama saja: kerap memunculkan tokoh figur tandingan yg selalu dicitrakan lebih baik dibanding pemimpin sah suatu negeri. Tak perlu banyak piknik untuk memahami tujuannya, yakni demi meningkatkan elektabilitas figur pilihan mereka yg dicitrakan islami, anti asing, anti-israel, pemersatu kaum muslimin dan (menurut mereka) sifat2 itu diklaim ada pada diri Erdogan. Spik-spik iblis banget dah pokoke.

Itu sebabnya sepak terjang Perkumpulan Kaipang Sejati itu perlu di beri perhatian khusus dgn sledingan yg mendlosorkan. Mengapa? Apa supaya saya diangkat jadi presiden (partai)? No, nein, hayir, … supaya tidak makin banyak ummat islam yg menelan racun syubhat-nya yg terbukti telah membuat kekisruhan di seluruh dunia islam sejak harakah itu didirikan thn 1928.

(Terjawab sudah ya! mengapa saya agak rajin menyeleding partai yg satu itu dan bukan partai2 yg lain … )

ISTANBUL is no.2 SIN CITY in the world ahead of Amsterdam and Las Vegas” … dailymail poll suggested Apa kata harokiy al-mumetiy? “Itu HOAX, Maliiih!”(Intermezzo)

@Katon Kurniawan

•••••••••••••••••••••

_*Ya Allah, saksikanlah bahwa kami telah menjelaskan dalil kepada umat manusia, mengharapkan manusia mendapatkan hidayah,melepaskan tanggung jawab dihadapan Allah Ta’ala, menyampaikan dan menunaikan kewajiban kami. Selanjutnya, kepadaMu kami berdoa agar menampakkan kebenaran kepada kami dan memudahkan kami untuk mengikutinya*_

_*Itu saja yang dapat Ana sampaikan. Jika benar itu datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Kalau ada yang salah itu dari Ana pribadi, Allah dan RasulNya terbebaskan dari kesalahan itu.*_

_*Sebarkan,Sampaikan,Bagikan artikel ini jika dirasa bermanfaat kepada orang-orang terdekat Anda/Grup Sosmed,dll, Semoga Menjadi Pemberat Timbangan Amal Kebaikan Di Akhirat Kelak.*_

_*“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orangyang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.”* (HR Muslim no. 2674)_