Tanda Kiamat; Turunnya Hujan Yang Menghancurkan

Alhamdulillah

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

•••

1.Taubat Adalah Obat

2Apakah Aib Masa Lalu Harus Disampaikan Kepada Calon Suami?

3.Mengambil Barang Dagangan Dari Seorang Pedagang dan Menjualnya Kembali Dengan Harga Lebih Tinggi Agar Bisa Melunasi Hutangnya Kepada Pedagang Tersebut

4.Apakah Dibolehkan Bagi Tahanan Untuk Mengqashar dan Menjama’ Shalat ?

5.Keutamaan Banyak Membaca Shalawat Kepada Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-

6.Hukumnya Memakan Keju Jika Tidak DiketahuiSumber Rennet

7. #01 I BAI’ / JUAL BELI (DEFINISI, HUKUM, DANRUKUNNYA)

8. Hati dan Amalan

9. Bersedekahlah Sebelum Datang Kematian

10. Sedekah

•••

Dzat Allah Turun Ke Langit Dunia Sesuai Kehendakny-Ust Mizan Qudsiyah 6Mb

Keutamaan dan Kemuliaan Kota Madinah_ Ini Penjelasannya-Ust Mizan Qudsiyah 9Mb

Khutbah Jumat _ Tatkala Bersendirian – Ustadz Dr Firanda Andirja 2Mb

Kitab Shahih Bukhari_ Umur Umat Akhir Zaman – Ust Mizan Qudsiyah 6Mb

Sikap Politik Ahlussunnah – Ustadz Abul Aswad Al Bayuti 2Mb

Tabligh Akbar _ Sejarah Diadzabnya Kaum Sodom LGBT(144P)-Ust Zainal Abidin Syamsudin 16Mb

Viral Bukan Berarti Benar_ Ini Penjelasannya-Ust Darul Palihin.8Mb

[Nasehat Singkat] Mengingat Hari Akhirat – Ustadz.Musyafa Ad Dariny.m4a

••

Dauroh Mengenal Mengenal Asmaul Husna-Ust Firanda Andirja

Sesi1Sesi2 dan Sesi3

Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja · Syarah Hadist PerpecahanUmat

Abdurrahman bin Muhammad Musa Alu Nashr · Makna Ridho kepada Allah

Abdurrahman bin Muhammad Musa Alu Nashr · MengenalKeindahan Islam

Mizan Qudsyiah · Perbuatan Sia-sia Ketika Khutbah

Johan Saputra Halim · Definisi Ibadah

Aunur Rafiq Ghufran · Keutamaan Taubat dan Istighfar

Aunur Rafiq Ghufran · Hubungan Keluarga Nabi dan Sahabat Nabi

===

  • Tanda Kiamat; Turunnya Hujan Yang Menghancurkan

 

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada.Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:

Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,

Ada yang bilang, Januari itu atinya hujan sehari-hari. Artinya, pada bulan Januari hujan hampir turun setiap hari seperti yang kita rasakan saat ini. Hampir setiap menjelang sore turun hujan. Aliran sungai pun sering meluap dan sumur-sumur penuh terisi.

Di satu sisi, kita bersyukur saat musim penghujan datang karena kemarau tak berkepanjangan. Tak terbayang betapa susahnya menjalani hidup jika musim kemarau berkepanjangan. Namun di sisi lain, kita juga sering ketar-ketir saat musim hujan tengah lebat-lebatnya. Banjir, tanah longsor, dan badai kerap menjadi ancaman yang mengerikan, bahkan bisa jadi jauh lebih mengerikan daripada kemarau panjang.

Apalagi jika mengingat bahwa zaman ini adalah adalah zaman yang mendekati akhir. Ada banyak bencana alam sebagai tanda akhir zaman yang kerap muncul. Salah satunya adalah banjir bandang yang menghancurkan dan hujan tahunan tapi tak menumbuhkan tanaman. Rasulullah bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَراً لاَ تُكِنُّ مِنْهُ بُيُوتُ الْمَدَرِ وَلاَ تُكِنُّ مِنْهُ إِلاَّ بُيُوتُ الشَّعَرِ

Hari kiamat tidak akan terjadi sampai datangnya hujan deras yang menghancurkan rumah-rumah dari tanah liat (semen) dan tidak ada bangunan yang mampu bertahan kecuali rumah yang terbuat dari bulu.” (HR Ahmad).

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَرًا عَامًّا ، وَلاَ تَنْبُتَ الأَرْضُ شَيْئًا

Kiamat tidak akan terjadi sampai manusia dihujani hujan setahun namun bumi tak menumbuhkan apapun.” ( HR Ahmad)

Air, api, tanah dan udara merupakan unsur alam yang kekuatannya sangat sulit dibendung dan dihindari. Jika sudah banjir, apalagi disertai badai, rasa-rasanya tak tersisa lagi tempat sembunyi. Bangunan yang kokoh bisa roboh karena pondasinya tergerus arus. Pohon tumbang dan tanaman rusak, jembatan dan jalanan ambrol, listrik padam dan aktifitas manusia serasa terhenti. Banjir seperti menjadi sapu jagad yang meluluh lantakkan bumi.

Jangankan hujan setahun, hujan deras sehari penuh saja dapat menyebabkan banjir yang bisa menenggelamkan satu kota dengan air setinggi lutut. Bahkan gerimis beruntun selama dua hari pun sudah cukup membuat orang menjadi khawatir.

Ada yang mengartikan, hujan yang tidak menumbuhkan tanaman adalah hujan asam. Hujan asam adalah hujan dengan kadar Ph rendah, dari kadar normal sebesar 6 menjadi 5 atau 4. Jika hujan dengan kadar keasaman normal berfungsi melarutkan mineral dalam tanah, hujan asam justru akan merusak tanaman bahkan tanah. Penyebab hujan asam adalah aktifitas industri, kendaraan bermotor, dan pembakit listrik. Gas-gas yang dihasilkan terbawa angin menuju atsmosfer lalu menjadi hujan asam. Akibat terbesar dari adanya hujan asam adalah menipisnya bahan pangan (paceklik).

✅ Dalam riwayat lain disebutkan;

إِنَّ السَّنَةَ لَيْسَ بِأَلاَّ يَكُونَ فِيهَا مَطَرٌ وَلَكِنَّ السَّنَةَ أَنْ تُمْطِرَ السَّمَاءُ وَلاَ تُنْبِتَ الأَرْضُ

Musim paceklik bukanlah musim saat mana hujan tidak pernah turun, akan tetapi musim paceklik adalah musim ketika hujan turun tapi tak menumbuhkan tanaman.” (HR Ahmad)

Tapi beginilah kondisi akhir zaman. Tidak ada yang bisa disalahkan selain manusia sendiri. Terjadinya berbagai macam musibah, khususnya banjir disebabkan oleh manusia sendiri. Kesalahan yang menumpuk dari hari ke hari. Kesalahan dari segi kauni maupun syar’i.

Secara kauni, kesewenangan dan kezaliman manusia terhadap alam menjadi pangkalnya. Ketika mengubah lahan serapan air menjadi bangunan, mereka hanya berorientasi uang tanpa memerhatikan keseimbangan alam. Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan pun menjadi penyakit yang entah kapan bisa dibasmi. Saat musim hujan datang, banjir pun rutin terjadi.

Adapun secara syar’i, musibah yang datang seringnya adalah hukuman akibat dosa yang kian banyak dilakukan. Dosa individu maupun kolektif. Dan seperti kita tahu, adakalanya Allah menimpakan hukuman yang merata, dirasakan oleh yang maksiat maupun yang taat.

Allah berfirman yang artinya, “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25)

Tujuan dari Sabda Rasulullah di atas tentu saja bukan sekadar menakut-nakuti dan membuat khawatir. Sabda Rasulullah mengenai berbagai peristiwa di akhir zaman merupakan peringatan bagi setiap mukmin agar waspada. Kalaupun terpaksa harus ikut merasakan, minimal tidak ikut andil menjadi penyebabnya. Bukan oknum yang menebangi hutan serampangan, bukan pembuang sampah sembarangan dan bukan pelaku kemaksiatan besar yang menyebabkan turunnya hukuman.  Jangan sampai kita mengeluh atas musibah yang menimpa, padahal secara tak sadar, kita juga menjadi salah satu oknum penyebabnya.

Nasalullaha al ‘afiyah, semoga Allah melindungi kita dari semua bencana. Dan jika kita diuji dengan musibah dan bencana, semoga kita dapat bersabar dan apa yang hilang diganti oleh Allah. Rasulullah mengajarkan, ketika tertimpa musibah, hendaknya memohon pahala dan kesabaran serta ganti yang baik dalam doa:

اَللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Ya Allah, berilah pahala atas musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik.”

Wallahua’lam.

Oleh: Ust. Taufik Anwar

=

  • BANJIR BANDANG MAKASSAR DAN SULAWESI SELATAN

Negeri kita sepertinya tidak henti-hentinya dilanda musibah. Belum kering luka yang lama, telah datang luka yang baru. Bulan lalu, Selat Sunda yang bergolak, menghantam tepian Banten dan Lampung, menelan korban jiwa dan menimbulkan ketakutan.

Sekarang, banjir bandang, yang melanda Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Merendam semuanya, sampai ke atap, hingga mereka benar-benar kehilangan makanan dan tempat tinggal. Rumah-rumah hanyut, air bersih terputus. Terpaksa, mereka mengungsi dan harus tidur di tenda-tenda, tanpa tahu kapan dapat kembali pulang.

Kejadian alam sematakah ini?! Tidak, sekali-kali tidak. Tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, dst, adalah tentara Allah subhanahu wata’ala. Mereka tidak butuh undangan, mereka hanya menunggu perintah Tuhan. Lalu buat apakah mereka datang?! Untuk mengingatkan kita semua, dari dosa dan kesalahan yang telah kita perbuat. Allah berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

_Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)._ (QS. Ar-Rum: 41)

Cukup satu ayat itu saja. Apalah gunanya jika begitu banyak ayat dan hadist, namun hanya lewat begitu saja, masuk kiri keluar kanan. Renungkanlah ayat yang mulia itu. Semua yang terjadi, adalah karena sebab ulah kita sendiri. Banjir bandang Makassar dan beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, sebagai peringatan yang kesekian kalinya untuk kita semua.

Oleh sebab itu, jika kita menginginkan negeri yang aman dan sentosa, jauh dari mala bencana, caranya hanya satu yaitu segeralah kembali kepada Allah subhanahu wata’ala. Mari kita bersama-sama bertaubat dan bersimpuh di hadapan-Nya, membersihkan diri dari segala dosa dan maksiat yang telah kita perbuat. Kalau tidak, sampai kapan pun kita akan tetap seperti ini.

Sumber: maribaraja.com

=

  • Sumber Hasad, Marah dan Benci

Oleh:Johan Saputra Halim

Dari mana hasad, marah, dan kebencian di hati bisa muncul…?? Boleh jadi penyebab utamanya; karena tidak ada lagi rasa cinta di hati terhadap saudara. Kalaupun salah satu pihak menyimpancinta, pihak lain–sayangnya–tidak membalas dengan rasa yang sama.

Bayangkan jika semua orang mukmin tulus mencintai saudara mukminnya yang lain, dan mereka benar-benar saling mencintai,tak ada benci, tak ada hasad, tak ada dendam, yang ada adalah; cinta yang tulus pada keimanan dan orang-orang beriman. Semua dilema dan problematika umat akan tuntas, dari kezaliman sampai ketimpangan di berbagai lini kehidupan. Hanya saja kehidupan seperti itu hanya ada di surga.

Namun spirit ajaran Islam berupaya untuk mewujudkan “kehidupan surgawi” tersebut di dunia. Demikian Rasulullah ﷺ telah berjuang untuk itu. Simak, pahami, dan hayati sabdanya:

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian mewujudkan keimanan (yang sejati). Kalian tidak akan pernah mewujudkan keimanan (sejati tersebut), sampai kalian saling mencintai.Maukah kalian aku tunjuki amalan yang jika kalian amalkan, kalian akan saling mencintai…?? Terbarkan salam di antara kalian.” [HR. Muslim]

== √√√ Lanjut Ke Halaman 2 √√√