Jagalah Lisan dan Dosa-Dosa Lisan 

Alhamdulillah

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

••***

Dosa Dosa Lisan-Ustadz Aunur Rafiq Ghufran

Menjaga Lisan-Ustadz Armen Halim Naro

Bag1:Bag2:

Tips Menjaga Lisan-Ustadz Ahmad Zainuddin

Waspada Bahaya Lisan-Ustadz Muhammad Nuzul

Menjaga Lisan-Ustadz Yazid Jawas

Wahai Perindu Surga Perhatikanlah Lisanmu-Ustadz Mizan Qudsiyah

Nasehat penting Untuk Menjaga Lisan dan Banyak Beramal” Oleh Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawiy

Serial Ramadhan Tarawih (Amalan Khas Ramadhan) – Ustadz Ahmad Firdaus, Lc..webm

==

3 Penyebab Kesengsaraan-Ustadz Dr.Syafiq Basalamah.webm
https://app.box.com/s/0js2aw6478qx6c6qeu8xur71t56cbmcl
7 Keutamaan Sahur Ramadhan-Ustadz Johan Saputra Salim.webm
https://app.box.com/s/ommfjujmhx9sxmy4h4n0xw7alvhcm6f1
Cara Tahu Allah Inginkan Kebaikan Untukmu-Ust.Anas Burhanuddin dan Muflih Safitra.webm
https://app.box.com/s/ywnktvsksgqmc7l8bv5ene2264dymbrl
Fiqih Puasa Kontemporer-Ustadz DR.Erwandi Tarmizi.mp3
https://app.box.com/s/jrnwcm2hw566mr8wmfiabmzoyvdh1qit
Ini Saatnya Umat Islam Berdo’a-Ust.Dr.Syafiq
Basalamah.webm
https://app.box.com/s/tbllqfkkyk7ygbqets92wpdkbwhb5qd6
Masa Mudamu Kau Habiskan Untuk Apa-Ust.Abdurrahman Thayyib.webm
https://app.box.com/s/hm0f9rbriao1c98100crfxazynpfnb3a
Nikmat Negeri Aman – Ustadz Harits Abu Naufal.mp3
https://app.box.com/s/v9jud7ruo40wdtkh0jigo03it1l66asm
Qadha Sholat _ Dr. Musyaffa Ad Dariny_ MA.mp3
https://app.box.com/s/mw9n8314m7541xwkya3zk0v3j8og0o4e
Serial Ramadhan (Adab Membaca Al-Qur’an)-Ustadz Ahmad Firdaus.webm
https://app.box.com/s/68r3zdlrx289e2l8o7xe1u88dw3kxqfo
Tata Cara Sholat yang Benar Sesuai Sunnah LENGKAP-Batasan Thumaninah Dalam Sujud.mp4
https://app.box.com/s/kwdq1jdcb9a4f19vt8qewmi91jyeri4d
Tata Cara Sholat yang Benar Sesuai Sunnah LENGKAP-Cara Duduk Diantara Dua Sujud Yang Benar.mp4
https://app.box.com/s/y9pjvza5qysuc13twxe5rk1c4sj91fdv 

===
Ebook

Menjaga Lisan – Al Imam An-Nawawi

Jagalah Lisan

Menjaga Lisan

Memelihara Lisan

Adab Berbicara

==

  • Jagalah Lisan dan Dosa-Dosa Lisan

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada.Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:

Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,

kunjungi blog di https://bit.ly/2L0zNlR

Ebook Islam https://bit.ly/2vjhBt1

Mp3 Kajian: https://bit.ly/2Vg2wqJ

Ebook Islam 2: https://bit.ly/2UBykBM

mp3 kajian sunnah 2: https://bit.ly/2DDAn2x

Gabung Grup Kajian Sunnah dan Bimbingan Islam: https://bit.ly/2IAuxmR

 

****

JAGALAH LISAN

Di antara kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada manusia adalah diberikan-Nya penglihatan, lisan, dan dua buah bibir kepada manusia.

  • Allah Ta’ala Berfirman

Bukankah Kami telah memberikan kepada (manusia) dua mata, lisan, dan dua buah bibir.” (QS. Al-Balad : 8 – 9)

Lisan merupakan anggota badan yang dengannya manusia berbicara dan mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, dan dua buah bibir yang membantu manusia untuk berbicara, makan, dan menjadi anggota yang memperindah wajah manusia.- Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/512.

Allah Ta’ala berfirman:

اِنْ كُلُّ نَفْسٍ لَّمَّا عَلَيْهَا حَافِظٌ

setiap orang pasti ada penjaganya.”

(QS. At-Tariq 86: Ayat 4)

Maknanya adalah; tidak ada suatu jiwa pun melainkan ada Malaikat penjaganya, yang akan mencatat apa saja yang dilakukan oleh manusia berupa ucapan maupun perbuatan, baik yang lahir maupun yang batin,hingga apa saja yang ada di dalam hati semuanya akan ditulis oleh Malaikat tersebut.[Tafsirul Qur’anil Karim: Juz ‘Amma, 152]

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهٖ نَفْسُهٗ ۖ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”

(QS. Qaf 50: Ayat 16)

Maknanya adalah; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya baik berupa kebaikan maupun keburukan-Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/223

dan para Malaikat Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.-Tafsirul Qur’anil Karim: Surat Qaf, 89

Bisikan keburukan yang ada pada hati manusia tidak dicatat sebagai sebuah dosa, selama belum dilakukan dan belum diucapkan. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya Allah memafkan umatku terhadap apa yang dibisikkan oleh hatinya selama belum dilakukan atau belum diucapkan, dan apa yang ia dipaksa (untuk melakukan)nya.”

(HR. Ibnu Majah : 2044. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah Juz 6 : 1663.)

 

Allah Ta’ala berfirman:

اِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيٰنِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ

“(lngatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.”

(QS. Qaf 50: Ayat 17)

✅ Maknanya adalah; yaitu ketika dua Malaikat mencatat semua amal perbuatan manusia, yang satu berada di sebelah kanan untuk mencatat amalan kebaikan dan yang lainnya berada di sebelah kiri untuk mencatat amalan keburukan. (Taisirul Karimir Rahman, 817.)

Allah tidak membutuhkan catatan amalan manusia, karena Dia Maha Mengetahui tentang hamba-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Namun di antara hikmah adanya catatan amalan adalah untuk menegakkan hujjah bagi manusia pada Hari Kiamat. (Adhwaul Bayan, 7/426)

Sebagaimana firman Allah “Bacalah kitab (catatan amalan)mu, cukuplah dirimu sendiri pada hari (ini) sebagai penghisab (amal perbuatanmu).” (QS. Al-Isra’ : 14.)

Allah Ta’ala berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya (Malaikat) pengawas yang selalu hadir.

(QS. Qaf 50: Ayat 18)

✅ Maknanya adalah; tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkan baik itu ucapan kebaikan, ucapan keburukan, maupun ucapan yang sia-sia, melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir untuk mencatat ucapan-ucapan tersebut, (Tafsirul Qur’anil Karim: Surat Qaf, 92)

Dan tidak ada yang terlewatkan sedikit pun. Namun ucapan yang akan dihisab dan akan diberikan balasan pada Hari Kiamat hanyalah ucapan kebaikan dan ucapan keburukan saja. (Adhwaul Bayan, 7/428.)

Ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan mempengaruhi aktivitasnya. Jika ucapannya baik, maka akan tampak pada aktivitasnya. Demikian sebaliknya, jika ucapannya buruk, maka buruk pula aktivitasnya

Berkata Yahya bin Katsir: “Jika ucapan telah diucapkan, maka.seorang akan mengikuti ucapannya. Sedangkan jika ucapan belum diucapkan, maka orang tersebut yang.mengendalikannya.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 242.)

✅ Berkata Abu Hatim bin Hibban Al-Busti

Ucapan yang telah diucapkan, (maka seorang) akan mengikutinya, sedangkan ucapan yang belum diucapkan seorang (masih) mampu mengendalikannya.” (Raudhatul ‘Uqala’, 47)

Setiap ucapan yang diucapkan oleh lisan akan diawasi oleh Malaikat

✅ Allah Ta’ala berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

(QS. Qaf 50: Ayat 18)

Di antara penyebab yang banyak menjadikan manusia masuk ke dalam Neraka adalah karena akibat dari ucapan lisannya.

Sebagaimana diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;“Tidaklah yang menyebabkan manusia menyungkurkan wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka ke Neraka, kecuali akibat (dari) ucapan lisan-lisan mereka.” (HR. Tirmidzi Juz 5 : 2616. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 5136.)

Bahkan bisa jadi dengan satu kalimat yang keluar dari lisan seseorang, akan menjerumuskannya ke dalam Neraka sejauh antara timur dan barat.

Diriwayatkan dari-Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; ”Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat, (lalu) ia terjerumus ke dalam Neraka karena ucapan tersebut sejauh antara timur dan barat.” (Muttafaq ’alaih. HR. Bukhari Juz 5 : 6112 dan Muslim Juz 4 2988, lafazh ini miliknya)

Karena demikian besar pengaruh lisan, maka di waktu pagi hari seluruh anggota badan berpesan kepada lisan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ketika anak Adam di pagi hari, setiap-anggota badan berpesan kepada lisan. Mereka mengatakan, “(Wahai lisan,) bertaqwalah kepada Allah, karena kami semua tergantung kepadamu. Jika engkau lurus, maka kami akan lurus pula. Tetapi jika engkau bengkok, maka kami juga ikut bengkok.” (HR. Tirmidzi Juz 4 : 2407. Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 351.)

Cara yang efektif untuk menjaga lisan dan menyelamatkan seluruh anggota badan adalah dengan diam serta menahan lisan dari ucapan keburukan dan ucapan yang tidak bermanfaat. Diriwayatkan dari Uqbah bin ‘Amir , ia berkata;“Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahanlah lisanmu, hendaklah rumahmu (terasa) luas bagimu, dan menangislah terhadap kesalahanmu.” (HR. Tirmidzi Juz 4 : 2406. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 1392.)

✅ Dan menjaga lisan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan Surga. Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad , dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda; “Barangsiapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara dua jenggotnya (yaitu lisannya) dan apa yang ada di antara dua pahanya (yaitu kemaluannya), maka aku menjamin baginya Surga.” (HR. Bukhari Juz 5 : 6109.)

  • DOSA-DOSA LISAN

Di antara dosa-dosa yang dilakukan

oleh lisan adalah :

  • ➡ 1. Mengucapkan ucapan kesyirikan dan kekufuran

Misalnya seorang mengucapkan atas kehendak Allah dan atas kehendak fulan.

Sebagaimana diriwayatkan dari Hudzaifah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda; “Janganlah kalian mengatakan, ”Jika dikehendaki Allah dan dikehendaki fulan.” Tetapi katakanlah, ” Jika dikehendaki Allah kemudian dikehendaki fulan.” (HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 1 : 137.)

  • ➡ 2. Sumpah palsu

Sumpah palsu yaitu sumpah secara dusta dengan sengaja untuk mengambil harta/hak orang lain atau untuk suatu dosa dan pengkhianatan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amru , ia bertanya kepada Rasulullah: “Apa itu sumpah palsu?” Rasulullah menjawab, “Yaitu (sumpah) yang digunakan untuk mengambil harta seorang muslim, padahal ia dusta.” (HR. Bukhari Juz 6 : 6522.)

Sumpah palsu merupakan salah satu dosa besar. Diriwayatkan dari ’Abdullah bin ’Amru , dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda; “Dosa-dosa besar (adalah); menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa, dan sumpah palsu.” (HR. Bukhari Juz 6 : 6298.)

  • ➡ 3. Mencela dan menghina kaum muslimin

✅ Mencela seorang muslim adalah suatu kefasikan. Sebagaimana diriwayatkan pula dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.” (HR. Bukhari Juz 1 : 48 dan Muslim Juz 1 : 64,lafazh ini milik keduanya.)

Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk akhlaknya, jika ia suka menghina dan mencela muslim yang lainnya. Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk (akhlaknya), jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim Juz 4 : 2564.)

Dan di antara ciri orang-orang yang beriman adalah mereka tidak suka mencela dan tidak suka berkata-kata kotor. Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) y ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Seorang mukmin bukanlah orang yang suka mencela, suka melaknat, buruk akhlaknya, dan bukan pula orang yang suka mengucapkan kata-kata kotor.” (HR. Tirmidzi Juz 4 : 1977. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani  dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 1 : 320.)

  • ➡ 4. Ghibah

✅ Ghibah didefinisikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

Engkau sebutkan sesuatu tentang saudaramu yang tidak dia senangi (H.R Muslim no 4690)

✅ Allah Subhaanahu Wa Ta’ala melarang kaum muslimin untuk melakukan ghibah, dan Allah sebutkan perbuatan ghibah sebagai sesuatu yang sangat menjijikkan. Allah ibaratkan seseorang yang berghibah adalah memakan daging jenazah saudaranya sesama muslim.

…وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ…

Janganlah kalian saling ber-ghibah satu sama lain. Sukakah salah seorang dari kalian makan daging saudaranya yang sudah mati? Pasti kalian tidak suka…(Q.S al-Hujuroot:12) 

✅ Ghibah adalah menceritakan keburukan saudara sesama muslim yang saudaranya tersebut tidak menyukainya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Tahukah kalian apakah ghibah itu?”Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah bersabda, “Yaitu engkau menceritakan saudaramu yang tidak ia suka.” Ada yang bertanya, “Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?” Beliau menjawab, “Jika padanya benar-benar ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah menghibahnya. Jika tidak ada,maka engkau telah membuat kebohongan atasnya.” (HR. Muslim Juz 4 : 2589.)

Seorang yang biasa menghibah orang lain, maka pada Hari Kiamat ia akan mencakar wajah dan dadanya sendiri dengan kuku tembaga –wal’iyadzubillah. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah bersabda;

لَمَّا عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ

Ketika aku di mi’rajkan (ke langit). Aku melewati suatu kaum yang berkuku tembaga yang sedang mencakar wajah-wajah dan dada-dada mereka. Aku bertanya, “Siapa mereka itu, wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang memakan daging (menghibah) masnusia dan menodai kehormatan mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud : 4878, lafazh ini milik keduanya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 5213.)

✅ Cara bertaubat dari ghibah adalah dengan melepaskan diri dari perbuatan ghibah dan berazzam untuk tidak mengulanginya. Jika orang yang dighibahi mengetahui perkaranya, maka harus meminta maaf kepadanya. Namun jika orang yang dighibahi tidak mengetahui perkaranya, maka cukup dengan cara memuji orang yang dighibahi tersebut di tempat di mana dahulu ia dighibah.Sehingga ghibah dibayar dengan pujian. (Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 4/218.)

Ada beberapa ghibah yang diperbolehkan syari’at, di antaranya adalah; karena ada kezhaliman, untuk merubah kemungkaran, meminta fatwa, memberikan peringatan kepada muslim lainnya, dan untuk orang yang melakukan kefasikan secara terang-terangan. (Fathul Bari, 10/503.)

  • ➡ 5. Namimah

Naminah (adu domba) adalah seorang menyampaikan pembicaraan satu orang kepada orang yang lainnya dengan tujuan untuk menimbulkan keretakan hubungan di antara mereka. (Al-Kabair, Adz-Dzahabi.)

Dan di antara salah satu penyebab siksa kubur adalah suka mengadu domba di antara manusia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan, lalu bersabda; “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa dan keduanya disiksa bukan karena (dosa yang dianggap) besar. Salah satu dari keduanya suka mengadu domba dan yang lainnya tidak bertabir ketika ia buang air kecil.” (HR. Bukhari Juz 1 : 213 dan Muslim Juz 1 : 292,lafazh ini miliknya.)

✅ Seorang yang suka melakukan namimah tidak akan masuk ke dalam Surga. Diriwayatkan dari Hudzaifah ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Tidak akan masuk Surga orang yang melakukan naminah.”( HR. Muslim Juz 1 : 105.)

Seorang muslim hendaknya berhati-hati terhadap orang yang suka menyampaikan pembicaraan orang lain.

Berkata Al-Hasan Al-Bashri: “Barangsiapa yang menyampaikan suatu pembicaraan kepadamu, maka ketahuilah bahwa ia pun akan menyampaikan pembicaraanmu kepada orang lain. Ini seperti kata pepatah, “Orang yang bercerita kepadamu, maka ia akan bercerita tentangmu.” Oleh karena itu berhati-hatilah terhadap orang tersebut.” (Al-Kabair, Adz-Dzahabi.)

  • ➡ 6. Dusta

Dusta akan menunjukkan kepada keburukan dan Neraka. Sebagaimana diriwayatkan dari ‘Abdullah (bin Mas’ud) ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .bersabda; “Sesungguhnya kedustaan menunjukkan kepada keburukan dan keburukan menunjukkan kepada Neraka. Sesungguhnya seorang selalu belaku dusta hingga dicatat disisi Allah sebagai orang yang pendusta.” (HR. Bukhari Juz 5 : 5743 dan Muslim Juz 4 : 2607.)

✅ Banyak berdusta merupakan salah satu penyebab mendapatkan siksa. Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku melihat dua orang (Malaikat yang berbentuk seperti) laki-laki sedang mendatangiku. Keduanya mengatakan tentang orang yang (aku lihat) merobek mulutnya, bahwa ia adalah seorang pendusta yang kedustaannya hingga memenuhi ufuk. Orang tersebut akan terus disiksa dengan siksa tersebut hingga datangnya Hari Kiamat.” (HR. Bukhari Juz 5 : 5745.)

Definisi Dusta

Dusta adalah ucapan yang tidak sesuai dengan kenyataan secara sengaja padahal ia mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dusta adalah akhlaq tercela dan termasuk dosa besar.

➡ Kerugian Perbuatan Dusta

Beberapa kerugian dan kerusakan karena perbuatan dusta:

➡ 1. Menyeret seseorang ke neraka. Satu dusta akan menyeret pada dusta berikutnya, hingga mengarah pada perbuatan kefajiran dan perbuatan kefajiran akan menyeret pada neraka.

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Jauhilah kedustaan karena kedustaan menyeret pada perbuatan fajir (menyimpang) dan perbuatan fajir menyeret menuju neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan menyengaja memilih berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai tukang dusta (H.R al-Bukhari dan Muslim)

➡ 2. Allah ancam para pendusta dengan adzab yang pedih:

…وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

dan bagi mereka adzab yang pedih disebabkan kedustaan mereka (Q.S alBaqoroh:10)

➡ 3. Mendapat laknat Allah

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ

Terlaknatlah para pendusta (Q.S adz-Dzaariyaat:10)

Para Ulama menjelaskan bahwa al-Khorroshuun yang disebut dalam ayat adalah para pendusta yang membangun kedustaannya pada dugaan yang tidak berdasar.

➡ 4. Satu kedustaan yang tersebar hingga seluruh penjuru dunia dari seseorang, akan menyebabkan dia disiksa dengan dirobek-robek sudut mulutnya di alam barzakh (alam kubur) hingga hari kiamat:

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي قَالَا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

dari Samuroh bin Jundub radhiyallahu anhu beliau berkata: Nabi shollallahu alaihi wasallam bersabda: Aku melihat tadi malam dua laki-laki yang datang dan berkata: Sesungguhnya yang engkau lihat tentang seseorang yang dirobek-robek ujung mulutnya adalah pendusta yang berdusta dengan satu kedustaan dinukil terus hingga mencapai ufuk (penjuru dunia) maka demikianlah dia disiksa hingga hari kiamat (H.R al-Bukhari)

✅ Allah perintahkan kepada orang beriman untuk bertaqwa dan berjalan bersama orang-orang yang jujur

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur (Q.S atTaubah:119)

✅ Seseorang diperintahkan untuk tidak berdusta baik dalam keadaan sungguhan atau main-main. Tidak boleh bagi seseorang menjanjikan sesuatu kepada anaknya (yang masih kecil) kemudian tidak dia penuhi. Sahabat Nabi Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata:

لَا يَصْلُحُ الْكَذِبُ فِي جِدٍّ وَلَا هَزْلٍ، وَلَا أَنْ يَعِدَ أَحَدُكُمْ وَلَدَهُ شَيْئًا ثُمَّ لَا يُنْجِزُ لَهُ

Tidak boleh berdusta dalam keadaan sungguh-sungguh atau main-main. Tidak boleh seseorang menjanjikan sesuatu kepada anaknya (yang masih kecil) kemudian tidak dia tepati (riwayat al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Syaikh al-Albany)

✅ Ada ancaman yang keras bagi seseorang yang berdusta untuk membuat tertawa orang lain:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Celakalah orang yang bercerita dan berdusta untuk membuat tertawa suatu kaum. Celaka baginya. Celaka baginya (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, anNasaai, dihasankan Syaikh al-Albany)

Rasulullah shollallahu alaihi wasallam hanya memberikan keringanan berdusta untuk 3 keadaan yaitu: dalam perang, dusta suami ke istri atau sebaliknya dalam rangka menyenangkan hati dan semakin merekatkan hubungan, dusta untuk mendamaikan di antara dua orang yang sedang berselisih (perkataan Ummu Kultsum radhiyallahu anha yang diriwayatkan oleh Muslim).

Abu Hafizhan Irfan

= ~~~•~~~ (Lanjut ke Halaman 2) ,~~~•~~~