Pahala dan Keistimewaan Kalimat Hauqolah (Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah) 

Alhamdulillah

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

••

1. Simpanan Yang Tak Akan Sirna

2. Keutamaan dan Bentuk Majelis Dzikir

4. Empat Kunci Masuk Surga

5. Sering Terucap Luput Dari Renungan

6. Arti Laa Hawla Wa Laa Quwwata Illa Billah

7. Mutiara Kalimat Hauqolah

8. Keagungan doa

9. Allah Mencukupi Orang yg Bertawakal

=

Kekuatan Doa-Ust Firanda Andirja

Manusia Tanpa Daya dan Upaya-Ust Badrusalam

Anjuran Memperbanyak Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah –Ust Badrusalam

Kajian Fiqih Doa dan Dzikir_ Keutamaan Kalimat Hauqolah Ustadz Abdullah ZaenKeutamaan Kalimat Hauqalah –(UstadzAbdullah Zaen, M.A.)Bagian ke-1: Bagian2 bag3

Kapan Mengucapkan Kalimat Hauqalah – Kajian Aqidah (Ustadz Abdullah Zaen, M.A.)

Makna dan Konsekuensi Kalimat Hauqalah Kajian Aqidah (Ustadz Abdullah Zaen, M.A.)Bagian ke-1:Bagian 2=

Ebook

Fikih Doa & Dzikir 1 Set 2 Jilid-Penulis : Syaikh Abdur Razzaq bin AbdulMuhsin al-Badr

Fikih Doa & Dzikir Jilid 2(662hlm)

Masuk Surga Dengan Membaca Hauqolah

=

  • KEISTIMEWAAN KALIMAT HAUQOLAH (lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh)

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada.Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:

Berikut pembahasan tentang, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat,

==

ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ

Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah

” Tiada daya dan kekuatan selain dari Alloh. “

Hauqolah atau bacaan ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ maknanya adalah tiada daya untuk berpindah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain, dan tiada kekuatan untuk mengerjakan perintah kecuali dengan pertolongan, taufik dan petunjuk Alloh Azza wa Jalla. [Al-Jami’ Lil Buhuts wa arr-Rosail hlm. 200 oleh Syaikh Abdurrozzaq aI-Badr].

Di antara kalimat istimewa yang diajarkan di dalam agama kita adalah kalimat hauqolah, yakni kalimat lâ haula wa lâ quwwata illâ billâh. Terjemahannya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah”.

Banyak nas yang menjelaskan keistimewaan kalimat mulia yang satu ini. Ada hadits-hadits yang menyebutkan keistimewaan kalimat ini berbarengan dengan empat kalimat mulia lainnya, yakni tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Ada pula hadits-hadits yang menyebutkan keistimewaan kalimat hauqolah secara khusus.

Berikut ini beberapa hadits yang menyebutkan keistimewaan kalimat hauqolah berbarengan dengan empat kalimat mulia lainnya:

  • ➡ 1. Menghapuskan dosa-dosa

✅ Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“مَا عَلَى الْأَرْضِ رَجُلٌ يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ، إِلَّا كُفِّرَتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ، وَلَوْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ”

Tidaklah seorang di muka bumi mengucapkan la ilaha illallah, Allahu akbar, subhanallah, alhamdulillah dan la haula wa la quwwata illah billah; melainkan dosa-dosanya akan diampuni, walaupun lebih banyak dibanding buih di lautan”. HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu dan dinilai sahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahaby.

  • ➡ 2. Memenuhi tangan hamba dengan kebaikan

✅ Ibnu Abi Aufa radhiyallahu’anhu bertutur,

أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “يَا رَسُولَ اللهِ، إِنِّي لَا أَقْرَأُ الْقُرْآنَ، فَمُرْنِي بِمَا يُجْزِئُنِي مِنْهُ!”، فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “قُلْ: الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ”. قَالَ: فَقَالَهَا الرَّجُلُ: وَقَبَضَ كَفَّهُ، وَعَدَّ خَمْسًا مَعَ إِبْهَامِهِ، فَقَالَ: “يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَا لِلَّهِ تَعَالَى فَمَا لِنَفْسِي؟” قَالَ: “قُلْ: “اللهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، وَعَافِنِي، وَاهْدِنِي، وَارْزُقْنِي” . قَالَ: فَقَالَهَا وَقَبَضَ عَلَى كَفِّهِ الْأُخْرَى، وَعَدَّ خَمْسًا مَعَ إِبْهَامِهِ، فَانْطَلَقَ الرَّجُلُ وَقَدْ قَبَضَ كَفَّيْهِ جَمِيعًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “لَقَدْ مَلَأَ كَفَّيْهِ مِنَ الْخَيْرِ”.

Suatu hari ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidak bisa membaca al-Qur’an. Ajarkan padaku bacaan yang bisa menggantikan al-Qur’an (saat aku shalat)”. Maka Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Bacalah alhamdulillah, subhanallah, la ilaha illallah, Allahu akbar, la haula wa la quwwata illa billah”. Maka lelaki mengucapkan kalimat tersebut sambil menggenggam telapak tangannya dan menghitung lima dengan jari-jarinya. Lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, ini yang untuk Allah. Lah yang untuk diriku mana?”. Nabi menjawab, “Ucapkanlah: Allôhummaghfirlî, warhamnî, wa ‘âfinî, wahdinî, warzuqnî (Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, sehatkanlah aku, berilah aku petunjuk dan karuniakanlah padaku rizki)”. Maka lelaki tersebut menggenggam telapak tangannya yang satunya sembari menghitung lima dengan jari-jarinya. Kemudian ia pergi sambil menggenggam kedua telapak tangannya. Nabi shallallahu’alaihiwasallam pun berkomentar, “Sungguh ia telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan”. HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh al-Arna’uth.

  • ➡ 3. Kalimat hauqolah merupakan salah satu amal salih yang berpahala abadi

✅ Allah ta’ala berfirman,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi al-bâqiyat ash-shâlihat (amal salih yang berpahala abadi) lebih baik di sisi Allah pahalanya dan harapannya”. QS. Al-Kahfi (18): 46.

Ayat di atas menjelaskan bahwa harta dan anak tidaklah kekal. Yang akan bermanfaat dan kekal untuk manusia adalah al-bâqiyât ash-shâlihât.

Al-bâqiyât ash-shâlihât adalah seluruh amal ketaatan, baik yang hukumnya wajib maupun yang sunnah. Entah itu yang berkaitan dengan hak Allah maupun hak para hamba-Nya.[1]

Di antaranya adalah mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan hauqolah. Demikian penafsiran yang disampaikan beberapa sahabat Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Seperti Utsman bin Affan dan Ibnu Umar radhiyallahu’anhum.

Di atas adalah sebagian nas yang menyebutkan keistimewaan kalimat ini berbarengan dengan empat kalimat mulia lainnya, yakni tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. Adapun hadits-hadits yang menyebutkan keistimewaan kalimat hauqolah secara khusus, antara lain:

  • ➡ 4. Kalimat hauqolah merupakan salah satu harta karun surga

✅ Abu Musa al-Asy’ary radhiyallahu’anhu bertutur,

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَلَكِنْ تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا”. ثُمَّ أَتَى عَلَيَّ وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَقَالَ: “يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ”

Pada suatu hari kami bepergian bersama dengan nabi shallallahu’alaihiwasallam. Setiap kali melewati jalan menanjak kami  bertakbir (dengan suara keras). Maka Nabi shallallahu’alaihiwasallam pun bersabda, “Wahai para manusia, kasihanilah diri kalian. Sungguh kalian tidaklah sedang memanggil dzat yang tuli atau sesuatu yang tidak ada. Namun kalian sedang memanggil Dzat Yang Maha mendengar dan Maha melihat!”. Kemudian beliau mendatangiku, dan saat itu aku sedang membaca dengan lirih, “La haula wa la quwwata illa billah”. Maka beliaupun berkata, “Wahai Abdullah bin Qais, ucapkanlah La haula wa la quwwata illa billah. Sungguh ia merupakan salah satu harta karun surga”. HR. Bukhari dan Muslim.

Dalam hadits di atas Nabi shallallahu’alaihiwasallam ingin menjelaskan berbagai amal salih kepada para sahabatnya. Saat beliau melihat mereka mengerjakan amal salih, yakni takbir, beliau menginginkan mereka agar menambahkan amal salih lainnya. Yaitu mengucapkan kalimat hauqolah.

  • Faedah Hadits

1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi pengajar untuk umatnya. Tidak ada kebaikan melainkan beliau ajarkan pada umatnya.

2. Laa hawla wa laa quwwata illa billah merupakan simpanan surga.

3. Dorongan untuk berdzikir sehingga mendapatkan pahala yang besar sebagai simpanan di surga kelak.

  • Makna Laa Hawla wa Laa Quwwata illa Billah

Ada ulama yang menafsirkan kalimat tersebut, “Tidak ada kuasa bagi hamba untuk menolak kejelekan dan tidak ada kekuatan untuk meraih kebaikan selain dengan kuasa Allah.”

Ulama lain menafsirkan, “Tidak ada usaha, kekuatan dan upaya selain dengan kehendak Allah.”

✅ Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻋَﻦْ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻌِﺼْﻤَﺘِﻪِ، ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﻋَﻠَﻰﻃَﺎﻋَﺘِﻪِ ﺇِﻻَّﺑِﻤَﻌُﻮْﻧَﺘِﻪِ

Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindugan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.”

Imam Nawawi menyebutkan berbagai tafsiran di atas dalam Syarh Shahih Muslim (17:26-27) dan beliau katakan, “Semua tafsiran tersebut hampir sama maknanya.”

Dalam penjelasan Safinah An-Najah , Imam Nawawi Al-Bantani rahimahullah menyebutkan arti kalimat tersebut,

ﻻَ ﻳَﺤُﻮْﻝُ ﻋَﻦْ ﻣَﻌْﺼِﻴَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﺎﻋَﺔِﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّﺑِﻌَﻮْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ

Tidak ada yang menghalangi dari maksiat pada Allah melainkan dengan pertolongan Allah. Tidak ada pula kekuatan untuk melakukan ketaatan pada Allah selain dengan pertolongan Allah.” (Lihat Kasyifah As-Saja Syarh Safinah An-Najah, hlm. 33)

✅ Abu Ayyub Al-Anshari menceritakan,

ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺃُﺳْﺮِﻱَ ﺑِﻪِ ﻣَﺮَّ ﻋَﻠَﻰﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻣَﻦْ ﻣَﻌَﻚَ ﻳَﺎ ﺟِﺒْﺮِﻳﻞُ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻫَﺬَﺍ ﻣُﺤَﻤَّﺪٌ ، ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ : ﻣُﺮْ ﺃُﻣَّﺘَﻚَ ﻓَﻠْﻴُﻜْﺜِﺮُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﻏِﺮَﺍﺱِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ، ﻓَﺈِﻥَّ ﺗُﺮْﺑَﺘَﻬَﺎ ﻃَﻴِّﺒَﺔٌ، ﻭَﺃَﺭْﺿَﻬَﺎ ﻭَﺍﺳِﻌَﺔٌ ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻣَﺎ ﻏِﺮَﺍﺱُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻻَ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻻَ ﻗُﻮَّﺓَﺇِﻻَّ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ .

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat ke langit pada Malam Isra’ Mi’raj, beliau melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam . Ibrahim lantas bertanya, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ia Muhammad.” Ibrahim lantas mengatakan padanya, “Perintahkanlah pada umatmu untuk memperbanyak bacaan yang akan menjadi tanaman di surga, debunya itu bersih dan tanamannya pun luas.” Ibrahim ditanya,

Lalu apa bacaan yang disebut girasul jannah tadi?” Ibrahim menjawab, “Kalimat ‘laa hawla wa quwwata illa billah’ .” (HR. Ahmad, 5:418. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if ).

==

  • Keutamaan Hauqolah ‘

✅ Dari Abi Musa al-Asy’ari bahwa Nabiﷺ bersabda:

ﺃَﻟَﺎ ﺃَﺩُﻟُّﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻛَﻠِﻤَﺔٍ ﻫِﻲَ ﻛَﻨْﺰٌ ﻣِﻦْ ﻛُﻨُﻮﺯِ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ

Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu kalimat yang merupakan perbendaharan Surga? ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻﺑﺎﻟﻠﻪ ” (HR. Bukhori 4205, Muslim 2704).

✅ Berkata an-Nawawi, “Makna perbendaharaan di sini adalah simpanan pahala di Surga yang sangat berharga, seperti simpanan harta kalian yang paling bernilai.” (Syarah Shahih Muslim 17/26)

✅ Imam Ahmad meriwayatkan dari Qois bin Sa’d bin Ubadah, bahwa Nabi ﷺ berkata kepadanya:

‘Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu pintu dari Pintu- pintu Surga?” Aku menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda:”. ﻻﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ” (Musnad: 3/422, Al-Mustadrak: 4/290, Ash-Shahîhah: 4/35-37)

✅ Nabi ﷺ bersabda, Jika ia mengatakan Laa ilaaha illallaha lahul mulku walahul hamdu maka Alloh ta’aala berfirman: ‘Hambaku benar, tidak ada sesembahan yang haq selain Aku dan bagiku kerajaan dan pujian’. Jika hamba tersebut mengatakan Laa ilaaha illallahu wala haula wala quwwata illa billlah maka Alloh ta’aala berfirman: ‘Hambaku benar, tidak ada sesembahan yang benar kecuali Aku dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali karena Aku’.”

Berkata Abu lshaq, “Kemudian Agorru (rowi hadits) mengatakan sesuatu yang aku tidak pahami, lalu aku bertanya kepada Abu Ja’far tentang apa yang ia katakan. Abu Ja’far menjawab, ‘Siapa Saja yang diberi rezeki dengan kalimat tersebut ketika meninggalnya, maka tidak akan disentuh api neraka.” (HR. lbnu Majah 3794, Tirmidzi 3430, al-Hakim 1/5 dan dishohihkan oleh Syaikh Albani dalam ash-shahihah no. 1390)

Dari Abi Ayyub al-Anshori radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi ﷺ pada malam lsro’ melewati Nabi lbrahim alaihi wa sallam kemudian beliau berkata, “Wahai Muhammad! Perintahkanlah umatmu untuk memperbanyak tanaman Surga. Sesungguhnya tanahnya sangat baik dan sangat luas.” Maka Nabi ﷺ bertanya, “Apa itu tanaman Surga?” Nabi Ibrohim alaihissalam menjawab: ﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ “ (HR. Imam Ahmad: 5/418 Shohih Targhib wa Tarhib no.1583)

  • Kapan Dzikir ini Dibaca?

Dzikir ini bisa dibaca kapan saja dan di mana saja di luar dzikir yang terkait dengan waktu dan tempat, namun harus disesuaikan dengan makna dzikir ini yang untuk itulah dzikir ini dianjurkan dibaca.

Dzikir yang agung ini merupakan kalimat isti’anah (memohon pertolongan) bukan kalimat istrija’ (yang maknanya semisal dengan ucapan innaa lillahi wainnaa ilaihi roji’un), sehingga dianjurkannya membaca dzikir ini ialah saat ingin meminta pertolongan kepada Alloh ta’aala bukan dibaca saat tertimpa musibah. (Lihat: AI-Istiqomah 2/81)

Walhamdulillahi robbil ‘alamin.

[1] Baca: Tafsîr as-Sa’diy (hal. 428).

Diringkas oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkâr karya Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr (I/295)

Penulis : Abu Bakar Al-Atsari , Majalah al-Mawadah edisi 1 the. Ke-2 Sya’ban 1429H.

Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal

=~~~ ||| (Lanjut ke Halaman 2) ||| ~~~