Silsilah Do’a dan Dzikir (2) Berdo’alah Hanya Kepada Allah, Mengingat Allah Saat Lapang, Jangan Termakan Dongeng&Mewaspadai Doa-Doa Yang Tidak Ada Tuntunannya

Alhamdulillah

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in

1. Silsislah Doa&Dzikir(1) Kita Butuh Allah, Konsentrasi,Pantang Menyerah Dalam Berdo’a.Harus Yakin,Taubat SebelumBerdo’a

2.Ingatlah Allah di Saat Lapang

3. Da’i Tukang Dongeng

4. Do’a Rutin Dengan Lafal Buatan Sendiri

Curhat & Berdo’alah Hanya Kepada Allah,

6. Berkeluh-Kesahlah Hanya Kepada Allah

7. Tips Agar Do’a Terkabul

8. Berdo’alah Hanya Kepada Allah Niscaya Allah Kabulkan

Berdoalah Hanya Kepada Allah (Abdullah Zaen, MA)

Mengingat Allah Saat Lapang-Ust Abdullah Zaen 14Mb 

Jangan Termakan Dongeng(Abdullah Zaen, MA)

Mewaspadai Doa-Doa Yang Tidak Ada Tuntunannya(Abdullah Zaen, MA)

Berdoalah Hanya Kepada Allah ( Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas

Tautan: https://www.radiorodja.com/?p=17599

1. Kumpulan Doa dan Dzikir Nabawi Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 297 Halaman

2. Kumpulan Doa dan Dzikir Dalam Al-Quran dan Sunnah karya Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr 287 Halaman

3. Hisnul Muslim Doa dan Dzikir Shahih dari Al-Quran dan Sunnah Karya Syaikh Sa’id bin Ali al-Qohtoni

==

Mengingat Allah Saat Lapang

Berdoa kepada Allah itu bukan hanya saat susah saja. Namun juga ketika dalam kondisi lapang. Yakni ketika kita sedang sehat, lancar rezeki, senang dan yang semisal.

Jadi berdoa itu adalah saat lapang dan susah, juga dalam segala kondisi. Jika ketika lapang, kita tidak lupa untuk terus berdoa, niscaya Allah akan kabulkan doa kita saat sedang susah dan kepepet.

✅ Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ“

Barang siapa menghendaki doanya dikabulkan oleh Allah saat susah dan ditimpa musibah; hendaklah ia memperbanyak doa ketika sedang lapang”. HR. Tirmidzy dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albany.

Dalam banyak kesempatan, Allah ta’ala mencela kaum musyrikin, dikarenakan mereka berdoa kepada Allah saat kepepet saja. Bila mereka sudah selamat dan dalam kondisi lapang, maka merekapun melupakan Allah. Bahkan kemudian mereka meminta-minta kepada berhala yang tidak bisa membantu sedikitpun.

✅ Allah Ta’ala bercerita,

“وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَى بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ“

Artinya: “Apabila kami melimpahkan kenikmatan kepada manusia, maka dia akan berpaling dan menjauhkan diri. Namun bila dia ditimpa malapetaka; maka dia akan banyak berdoa”. QS. Fusshilat (41): 51.

Orang yang beriman tentu wajib berbeda dari kaum musyrikin. Setiap muslim seharusnya berdoa hanya kepada Allah dalam segala kondisi. Baik ketika kondisi lapang maupun susah. Saat kaya maupun miskin. Ketika sehat maupun sakit. Saat senang maupun sedih. Siapapun yang mengingat Allah ketika senang, maka Allah pun akan mengingatnya saat susah.

“تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ“

“Kenalilah Allah saat lapang; niscaya Dia akan mengenalimu ketika engkau susah”. HR. Al-Hakim dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan dinyatakan sahih oleh al-Albany.

Nabi Yunus ‘alaihis salam rajin mengingat Allah dalam segala kondisi. Maka, saat beliau dimakan ikan paus, lalu berdoa kepada Allah, dikabulkanlah oleh-Nya.

“فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ . لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ“

Artinya: “Sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir kepada Allah, niscaya dia akan tetap berada di perut (ikan itu) sampai hari kiamat”. QS. Ash-Shaffat (37): 143-144.

Bandingkan dengan Fir’aun yang jahat dan lalai dari berdzikir kepada Allah. Saat dia tenggelam dan berkata, “Sekarang aku beriman”, Allah menimpali,

“آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ“

Artinya: “Mengapa baru sekarang (kamu beriman)?! Padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan”. QS. Yunus (10): 91.

==

Jangan Termakan Dongeng

Pada pertemuan sebelumya telah dijelaskan bahwa berdoa itu harus ikhlas tertuju hanya kepada Allah saja. Tidak boleh kepada selain-Nya.

Namun ternyata realita berbicara, bahwa masih banyak orang yang tergiur untuk berdoa meminta kepada selain Allah. Mengapa? Salah satu pemicunya adalah karena tidak sedikit di antara mereka termakan berbagai dongeng kosong.

Tersebar kisah, bahwa si fulan berdoa meminta di kuburan anu, atau meminta kepada patung anu, ternyata permintaannya terkabul. Berarti berdoa di sana benar-benar telah teruji mustajab. Cerita ini lalu tersebarluas di masyarakat. Sehingga keesokan harinya, berbondong-bondonglah manusia menuju ke tempat tersebut, dengan harapan bisa ikut merasakan hal serupa.

Untuk meluruskan fenomena ini, para ulama kita telah menyampaikan hal-hal berikut ini:

Pertama: Ajaran Islam telah sempurna

Salah satu karunia terbesar Allah kepada umat ini, bahwa agama mereka telah sempurna. Allah ‘azza wa jalla berfirman,

“الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً”

Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, serta Aku ridhai Islam sebagai agamamu”. QS. Al-Maidah (5): 3.

Karena sudah sempurna, maka tidak perlu lagi tambahan. Landasan beribadah dalam agama kita adalah dalil al-Qur’an, Sunnah serta Ijma’. Adapun dongeng maka itu bukanlah landasan kuat dalam beramal.

Kedua: Banyak dari cerita tersebut ternyata fiktif

Realita membuktikan, bahwa ternyata tidak sedikit di antara cerita-cerita yang beredar di masyarakat itu bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata fiktif. Alias dongeng kosong yang tidak pernah terjadi. Atau bisa jadi aslinya benar, namun sudah dibumbui berbagai macam tambahan, sehingga tidak lagi sesuai dengan aslinya.

Alhamdulillah, agama kita sangat memperhatikan dan menghargai kebenaran suatu berita. Tidak setiap berita bisa kita terima. Allah ta’ala mengingatkan,

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ“. 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti. Agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” QS. Al Hujurat (49): 6.

(Lanjut ke halaman 2)